Kamis 11 Apr 2013 08:00 WIB

Rekor Baru Wall Street

Penanda Wall Street, New York, Amerika Serikat.
Foto: blog.doostang.com
Penanda Wall Street, New York, Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Saham-saham di Wall Street menguat ke rekor tertinggi baru pada Rabu (Kamis pagi WIB), setelah risalah pertemuan Federal Reserve menyatakan kebijakan uang longgar Fed akan tetap dipertahankan untuk waktu lebih lama lagi.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 128,78 poin (0,88 persen) menjadi 14.802,24, sebuah rekor penutupan tertinggi baru. Indeks berbasis luas S&P 500 naik 19,12 poin (1,22 persen) menjadi 1.587,73, juga rekor tertinggi selama ini.

Indeks komposit Nasdaq naik 59,39 poin (1,83 persen) menjadi 3.297,25, mencapai tingkat tertingginya sejak November 2000.

Kenaikan terjadi setelah risalah pertemuan Federal Reserve menyatakan bahwa langkah-langkah stimulus agresif akan berada di tempat sampai pasar pekerjaan membaik. Laporan lapangan pekerjaan lemah pada minggu lalu menunjukkan bahwa itu bisa memerlukan waktu lebih lama.

"Berkurangnya kekhawatiran pengetatan kebijakan moneter membantu mengangkat pasar setelah risalah FOMC menunjukkan mayoritas Fed masih menentang perubahan program pembelian obligasi," kata Wells Fargo dalam sebuah catatan pasar.

Sebagian besar saham perusahaan unggulan (blue-chip) di Dow mencatat keuntungan. Pencetak keuntungan terbesar adalah General Electric yang naik 2,2 persen, Intel naik 2,4 persen, Merck naik 2,9 persen, Pfizer naik 2,8 persen dan Microsoft naik 2,3 persen.

Perusahaan-perusahaan Nasdaq terkemuka juga mencetak kenaikan. Apple naik 2 persen dan Google bertambah 1,6 persen dan Micron Technology melonjak 5,4 persen. CarMax meningkat 3,9 persen setelah melaporkan laba yang lebih besar dan pendapatan yang lebih tinggi dari perkiraan.

Barrick Gold turun 8,4 persen setelah pengadilan Chili menangguhkan perusahaan tambang emasnya, Pascua Lama, karena masalah lingkungan. Proyek ini telah menimbulkan penentangan kuat dari kelompok lingkungan dan masyarakat adat.

First Solar, yang melonjak pada Selasa karena perkiraan "bullish" untuk penjualan selama tiga tahun ke depan, mundur 7,7 persen. Harga obligasi turun. Imbal hasil pada obligasi pemerintah 10-tahun naik menjadi 1,81 persen dari 1,75 persen pada Selasa, sementara pada obligasi 30-tahun meningkat menjadi 3,01 persen dari 2,93 persen. Harga obligasi bergerak terbalik terhadap imbal hasil.

sumber : Antara/ AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement