Rabu 03 Apr 2013 12:21 WIB

Pelaku Industri Syariah Tunggu Realisasi Kementerian BUMN

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Djibril Muhammad
Ketua Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI), Ma'ruf Amin
Foto: antara
Ketua Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI), Ma'ruf Amin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana Kementerian BUMN untuk mendorong percepatan pertumbuhan bank syariah di Indonesia mendapat respon positif dari berbagai pelaku industri perbankan syariah tanah air. Para pelaku ekonomi syariah pun akan menunggu realisasi langkah Kementerian BUMN tersebut.

"Bagus sekali, semoga bisa segera direalisisasi untuk meningkatkan market share bank syariah," ujar Ketua Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI), Ma'ruf Amin, saat dihubungi Republika, Rabu (3/4).

Ma'ruf melihat potensi Indonesia sangat besar dibanding negara lain sehingga sudah semestinya negara ini menjadi yang paling unggul dalam sektor ekonomi syariah. Hanya saja saat ini Indonesia belum mampu meraih posisi tersebut lantaran belum  mampu memaksimalkan potensi yang ada.

"Indonesia kurang membangun perbankan syariahnya meski memiliki segala potensi," ucap Ma'ruf.

Keunggulan Indonesia antara lain memiliki jumlah penduduk Muslim terbanyak di dunia dan memiliki produk-produk syariah yang bagus. Harusnya, kata Ma'ruf, dengan adanya kelebihan tersebut, Indonesia mampu menjadi yang terunggul.

Mantan Anggota DPRD DKI Jakarta itu berharap Kementerian BUMN akan 'menyumbangkan' bank miliknya yang mempunyai aset besar. Dengan begitu, peningkatan market share bisa lebih cepat. Awalnya, DSN menginginkan salah satu bank konvensional BUMN didorong menjadi bank syariah.

Adanya niat baik dari Menteri BUMN Dahlan Iskan dan Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo untuk memajukan bank syariah adalah angin segar. Selama ini para pelaku ekonomi syariah memang mendambakan keberpihakan pemerintah terhadap bank syariah.

"Kami gembira karena berarti pemerintah tidak hanya mempersilahkan bank syariah untuk maju, tetapi juga turut mendorong political will-nya," ujar Ma'ruf.

Dia berharap political will yang dilakukan akan optimal sehingga dapat mewujudkan pertumbuhan konkrit bagi bank syariah. "Semoga market share bisa di atas 5 persen, malah kalau bisa di atas 10 persen itu bagus sekali," ucapnya.

Perwakilan Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo), Benny Witjaksono, sangat mendukung gagasan Dahlan. "Semoga prosesnya dimudahkan dan segera terwujud sehingga market share lebih meningkat," kata pria yang juga menjabat sebagai Direktur Utama Bank Mega Syariah ini.

Pengamat Perbankan Syariah, Adiwarman A. Karim menilai rencana konversi bank BUMN menjadi bank syariah sangatlah bagus. Namun apabila hal itu sulit dilakukan, ada cara lain yang juga mampu mengembankan perbankan syariah Indonesia, yakni dengan mewajibkan anak usaha bank BUMN yang berupa bank syariah untuk mencapai target pertumbuhan aset lima persen.

"Jadi kalau BNI atau Mandiri mau dropping, maka lima persennya //dikasih// ke syariah," ujar Adiwarman.  Dia optimis dengan upaya itu, pertumbuhan bank syariah akan menjadi lebih besar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement