Selasa 02 Apr 2013 21:45 WIB

Indeks Sentimen Investor Indonesia Tertinggi di Asia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil survei Manulife Asia menyatakan investor Indonesia merupakan kelompok yang paling optimistis terhadap kondisi investasi daripada kelompok lain di Asia yang ditandai dengan indeks sentimen investor tertinggi, yaitu +54.

"Namun, dibandingkan kelompok lainnya, investor Indonesia paling pesimistis terhadap saham dan ekuitas karena masih mengandalkan dana tunai atau properti sebagai instrumen investasi," kata Direktur Utama PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia Chris Bendl di Jakarta, Selasa (2/4).

Menurut Chris, alasan utama investor Indonesia percaya bahwa saat ini merupakan waktu yang kurang baik untuk berinvestasi saham atau ekuitas adalah "pasarnya yang tidak stabil dan keyakinan bahwa investasi lainnya dapat memberikan keuntungan yang lebih tinggi".

Hal itu menunjukkan para investor Indonesia lebih memilih instrumen investasi yang berisiko lebih rendah dan memiliki pengetahuan yang minim mengenai saham dan ekuitas. Padahal, indeks harga saham gabungan (IHSG) saat ini terus bertumbuh dengan kuat dan menunjukkan kondisi pasar yang baik.

"Ada kesenjangan antara optimisme terhadap tujuan keuangan dan pensiun dengan perilaku investasi mereka. Kesadaran terhadap investasi tinggi tetapi membutuhkan langkah yang konkret dan bimbingan lebih lanjut tentang cara memanfaatkan produk investasi," tuturnya.

Oleh karena itu, Manulife Indonesia merekomendasikan para investor di Indonesia untuk mempertimbangkan instrumen investasi selain dana tunai dan properti yang dapat memberikan keuntungan lebih tinggi dan dapat memenuhi tujuan keuangan.

"Masyarakat harus menyadari bahwa dana yang mereka tempatkan di rekening tabungan berbunga rendah pada akhirnya akan tergerus oleh inflasi. Ada kebutuhan untuk memobilisasi tabungan secara lebih efisien dengan instrumen investasi lainnya," kata Direktur Utama PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Legowo Kusumonegoro.

Legowo mengatakan, berdasarkan sejarah, dalam jangka panjang tingkat pengembalian investasi dari reksa dana yang berkaitan dengan pasar saham telah terbukti memberikan imbal hasil yang mampu mengalahkan laju inflasi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement