REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo bermimpi menjadikan Indonesia sebagai sentra perbankan syariah dunia.
Agus bertekad memindahkan center of excellent syariah dari Kuala Lumpur, Malaysia ke Indonesia. Sebagai negara berpenduduk muslim terbanyak di dunia, BI perlu mencontoh Malaysia yang mendominasi pasar sukuk dan obligasi syariah global.
"BI perlu aktif mewujudkan Indonesia sebagai International Islamic Banking Hall dunia," kata Agus dalam paparannya di Jakarta, Senin (25/3).
Agus memaparkan, kebijakan jangka pendeknya ada tiga. Pertama, meningkatkan SDM perbankan syariah secara kuantitatif, dengan cara mendorong keuangan syariah, penelitian, serta link and match dengan dunia pendidikan.
Kedua, inovasi produk dan layanan yang mengedepankan keunikan. Artinya, perlu grup praktisi perbankan syariah untuk inovasi produk syariah yang dikembangkan. Ketiga, sosialisasi dan edukasi syariah kepada masyarakat.
Perbankan syariah di Indonesia tumbuh dengan baik. Total asetnya mencapai Rp 195 triliun dengan pertumbuhan 34 persen year on year (yoy).
Prestasi perbankan syariah nasional mampu menunjukkan akselerasi pertumbuhan yang tinggi dengan rata-rata 40 persen per tahun selama lima tahun terakhir. "Sedangkan pertumbuhan perbankan konvensional saja hanya 16 persen per tahun," ujar Agus.