REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan asal Timur Tengah Mubadala Petroleum memenangkan blok West Sebuku, Selat Makassar. Mubadala akan menjadi operator blok dengan porsi saham sebesar 75,5 persen.
Menurut Chief Operating Mubadala Petroleum, Steve Peacock pihaknya telah melakukan penelitian geologi di blok tersebut sepanjang 2012. "Saat ini akan fokus pada akuisisi data seismik 3D," ujarnya, Jumat (22/3).
Ia menuturkan pengembangan gas dipastikan bakal berguna untuk pasar domestik Indonesia, apalagi West Sebuku berdampingan dengan Blok Sebuku, yang juga dikelola Mubadala Petroleum. Gas pertama diharapkan dapat diperoleh dari lapangan Ruby pada akhir tahun 2013.
Di Blok Sebuku sendiri, Mubadala memiliki lapangan Ruby. Saat ini pipa sepanjang 312 kilometer (km) sedang dibangun untuk menghubungkan platform Ruby ke fasilitas gas Senipah darat, yang dioperasikan oleh perusahaan asal Prancis Total.
Pembangunan dua platform Ruby yaitu tripod well head platform (WHP) atau anjungan kepala sumur tiga kaki dan four-leg production platform (PQP) dan anjungan produksi empat kaki tengah dikerjakan. Instalasi lepas pantai dan unjuk kerja fasilitas produksi akan dimulai pada kuartal kedua tahun 2013.
Setelah semuanya berjalan, gas dari Ruby akan dikirimkan kepada pembeli yaitu PT. Pupuk Kalimantan Timur.
Sisanya disalurkan ke LNG Bontang. Selain Mubadala, Inpex Corporation perusahaan asal Jepang juga turut memiliki saham di pengelolaan blok ini. Ia memiliki saham 24,5 persen.
Sebelumnya, pemerintah mengumumkan 14 pemenang lelang penawaran langsung blok migas tahap dua tahun 2012. Dari lelang, RI akan mendapat tambahan investasi sebesar 84,295 juta dolar AS.
Bonus tanda tangan (signature bonus) yang diperoleh pemerintah sebesar 15,5 juta dolar AS. Selama tiga tahun nanti, investasi untuk eksplorasi sebesar 102 juta dolar AS sedangkan investasi pengeboran lima sumur sebesar 24,6 juta dolar AS.