REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Inhutani III siap memasok pelet kayu pengganti bahan bakar untuk Korea Western Power Co Ltd. Sebanyak 30 ribu ton pelet kayu akan didistribusikan mulai bulan Agustus tahun ini.
Sampai dengan tahun 2015, Inhutani III menargetkan penyediaan bahan baku pelet sebanyak 100 ribu ton pelet kayu. "Pasar pelet kayu di Korea sangat besar," ujar Direktur Utama Inhutani III Bambang Widyantoro, Selasa (19/3).
Setiap tahunnya kebutuhan bahan baku kayu pelet di Korea mencapai 60 ribu ton. Pemerintah Korea dikatakan sedang menggiatkan penggantian bahan bakar batubara dengan pelet kayu. Pengiriman bahan baku ini dipastikan tidak menganggu pasokan dalam negri. Pasar pelet kayu domestik pun belum terlalu besar untuk menyerap bahan baku milik Inhutani III.
Pelet kayu ini diserap untuk PT SL Agro Industry, anak usaha perusahaan asal Korea, Depian. Nilai investasi pelet kayu mencapai Rp 40 miliar. Inhutani III pun mengajukan pinjaman kepada Badan Layanan Umum (BLU) sebesar Rp 34 miliar untuk menanami lahan konsesi selama tiga tahun. Lahan ini akan ditanami ecaliptus, sangoon dan gamal. Tanaman ini diharapkan bisa mulai dipanen setelah penanaman selama dua tahun.
Lahan konsesi yang akan ditanami berlokasi di Kalimantan Selatan. Luasnya mencapai 27 ribu hektare (ha). Luas wilayah yang dialokasikan untuk bahan baku SL Agro Industry mencapai 5000 ha. Selain Korea, Inhutani III tengah menjajaki kerja sama dengan Cina untuk memasok pelet kayu.
Kerja sama ini diharapkan memberikan keuntungan sebesar 45 juta dolar AS hingga 150 juta dolar AS per tahun. Harga pelet kayu tidak kurang dari 150 dolar AS per ton. Tahun lalu, pendapatan Inhutani III mencapai Rp 80 miliar. Kontribusi usaha pasok kayu ditargetkan sebesar 15 persen dari seluruh keuntungan. "Kami menargetkan pendapatan hingga Rp 90 miliar," ujar Bambang.