Senin 18 Mar 2013 20:43 WIB

Perbankan Syariah di Negara-negara Teluk Terus Meningkat

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Djibril Muhammad
Perbankan syariah
Perbankan syariah

REPUBLIKA.CO.ID, KUWAIT CITY -- Laporan Kuwait Finance House (KFH)-Research menyebutkan total aset perbankan syariah di wilayah Gulf Cooperation Council (GCC) adalah 34 persen dari aset bank syariah di seluruh dunia. Perbankan syariah diprediksi akan terus tumbuh di wilayah GCC.

Aset perbankan syariah diperkirakan akan mencapai Rp 1,5 triliun pada akhir tahun ini dengan tingkat pertumbuhan akumulatif hingga 20 persen. Perbankan syariah merupakan pangsa pasar terbesar yakni 80,3 persen dalam jumlah aset keuangan syariah.

Industri ini telah berkembang pesat selama beberapa tahun terakhir dan pertumbuhan diperkirakan akan terus berlanjut di masa mendatang. "Aset perbankan syariah Iran menyumbang 42 persen dari total aset perbankan syariah global pada 2012, diikuti GCC 34,1 persen dan Malaysia 10 persen," tulis laporan tersebut seperti dikutip dari //Zawya//, Ahad (17/3).

Industri perbankan syariah tidak hanya terbatas pada negara mayoritas Muslim seperti GCC dan Malaysia tetapi juga ke wilayah-wilayah baru seperti Eropa. Saat ini banyak negara yang tengah mereformasi peraturan dan hukum untuk memfasilitasi penyediaan produk keuangan syariah.

Perbankan syariah menjadi segmen dengan pertumbuhan tercepat dalam sistem keuangan internasional. Sejak awal, perbankan syariah telah menjadi kekuatan pendorong utama dari industri keuangan syariah global, dengan ukuran aset diperkirakan 1,1 triliun Dollar AS pada 2011 mewakili 80,9 persen dari aset keuangan syariah di seluruh dunia. 

Berdasarkan laju pertumbuhan tahunan (CAGR) dari 21,1 persen antara 2007 dan 2011, aset perbankan syariah mencapai 1,3 triliun pada akhir 2012. "Meski industri perbankan syariah saat ini hanya 1 persen dari aset perbankan global, kami berharap menyaksikan perkembangan lebih lanjut khususnya pengembangan produk dan layanan baru," ujar laporan tersebut.

KFH Research percaya industri perbankan syariah akan terus tumbuh didorong permintaan dan faktor penawaran. Permintaan investasi syariah dan produk pembiayaan didorong latar belakang geopolitik baru di wilayah GCC dan aliran likuiditas melimpah dari daur ulang minyak.

Perubahan demografi negara-negara Muslim juga akan mendorong pertumbuhan industri perbankan syariah. Daerah dengan populasi Muslim cukup besar kian menawarkan peluang terbaik bank syariah.

Menurut konsensus pasar, populasi Muslim diperkirakan akan meningkat sekitar 35 persen dalam 17 tahun ke depan. Naik dari 1,6 miliar orang pada tahun 2010 menjadi 2,2 miliar di 2030.

Pada September 2012, aset perbankan syariah di GCC meningkat 16,5 persen year on year (yoy) menjadi 307,2 miliar Dollar AS daari dari 263,6 miliar Dollar AS pada September 2011. Pertumbuhan dipimpin Qatar 25,9 persen yoy, diikuti  Arab Saudi 22 persen yoy, Uni Emirat Arab (UEA) 16,9 persen yoy, Kuwait 7,8 persen yoy dan Bahrain 5,5 persen yoy. 

Sektor perbankan syariah Kuwait menyumbang 42,3 persen dari total aset perbankan di negaranya. Kemudian berturut-turut diikuti Qatar 22,9 persen, Arab Saudi 22,9 persen, UEA 12,9 persen dan Bahrain 12,8 persen.

Dari segi nilai absolut, sektor perbankan syariah Arab Saudi memiliki total aset terbesar yakni 99,9 miliar Dollar AS, diikuti Kuwait 70,4 miliar Dollar AS, UEA 61,5 miliar Dollar AS, Qatar 49,7 miliar Dollar AS dan Bahrain 25,7 miliar Dollar AS. 

Analisis pembiayaan dan deposito menunjukkan pembiayaan syariah melebihi deposito di seluruh wilayah GCC. Financing to Deposit Ratio (FDR) wilayah GCC meningkat dari 84,2 persen pada September 2011 menjadi 86,6 persen pada September 2012. Qatar memiliki FDR tertinggi 97,3 persen, diikuti Kuwait 92,1 persen, Arab Saudi 85,8 persen, Bahrain 80,9 persen dan UEA 76,1 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement