Jumat 15 Mar 2013 15:28 WIB

RI Diminta Investasi Minyak di Ekuador

Rep: Sefti Oktarianisa/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik
Foto: Antara//Prasetyo Utomo
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Ekuador meminta Indonesia untuk turut serta menggarap minyak di negara tersebut. Hal ini ditegaskan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik pada wartawan, Jumat (15/3).

"Sebenarnya dahulu (Ekuador) sudah pernah bertemu dengan Presiden (RI). Mereka sudah pernah bicarakan ini," katanya. Karenanya, dalam waktu dekat, Menteri Perminyakan Ekuador pun akan datang lagi untuk mengkaji lebih lanjut.

Jero berharap RI bisa mendapat tambahan minyak dari negara Latin tersebut. Ia pun berjanji bakal meminta keikutsertaan dalam eksplorasi sumur produksi agar migas bisa langsung bisa dinikmati RI.

Soal akuisisi Pertamina di Irak, Jero menuturkan pemerintah memang sudah lama meneken nota kesepahaman. "Isinya adalah ada beberapa ladang minyak di Irak yang bisa kita ekploitasi, mengambil, ikut berperan di situ, yang punya perusahaan asing di sana," jelasnya.

Karenanya, pemerintah mengirim tim ulang agar RI diberi kepastian untuk berinvestasi di sana. Tim terdiri dari Menteri Perekonomian, Wakil Menteri ESDM, dan Direktur Utama Pertamina.

Menurutnya tim akan memastikan Pertamina bakal mendapat minyak mentah dari mitranya di Irak yaitu Light Basra Oil. Dari aksi ini, Pertamina berharap bisa mendapat tambahan cadangan minyak sebesar 65 ribu barel per hari (bph).

Selain itu, Pertamina juga akan bekerja sama dengan perusahaan minyak setempat, khususnya di lapangan minyak Westuba, Irak. Di ladang minyak ini, Pertamina memiliki kesempatan dengan ladang minyak milik Exxon.

Sementara itu, saat dihubungi, Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo optimistis RI akan mendapat tambahan migas baru dari Irak. "Ya paling tidak 180 ribu bph," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement