Rabu 13 Mar 2013 13:56 WIB

Bandara Kuala Namu Terkendala Aksesibilitas

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Nidia Zuraya
Pekerja menyelesaikan konstruksi Bandara Kuala Namu Deli Serdang Sumatra Utara
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Pekerja menyelesaikan konstruksi Bandara Kuala Namu Deli Serdang Sumatra Utara

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Direktur Utama PT Angkasa Pura II Tri Sunoko menilai terlalu riskan apabila Bandar Udara Internasional Kuala Namu dipaksakan untuk diresmikan dan beroperasi pada April 2013. 

Menurut Tri, masih terdapat sejumlah perbaikan yang harus diselesaikan agar bandara dapat beroperasi dengan baik.  Khususnya terkait dengan aksesibilitas dari dan menuju bandara.

"Apabila aksesibilitasnya tidak baik, bukan lancar tapi malah banyak hambatan nanti.  Ini sedang disempurnakan," tutur Tri kepada wartawan seusai menghadiri peresmian NSW-Airportnet oleh Menteri Perhubungan Evert Erenst Mangindaan di Auditorium Gedung 600 Kantor Pusat Angkasa Pura II, Kompleks Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Rabu (13/3). 

Selain aksesibilitas, Tri menyebut fasilitas-fasilitas pendukung bandara harus disiapkan.  Sebab bandara memiliki kaitan erat dengan sistem pengelolaan yang terintegrasi.  Sehingga jika operasional bandara dipaksakan pindah dari Polonia ke Kuala Namu, akan menimbulkan masalah dari sisi mobilitas.  Terlebih, jumlah penumpang di Kuala Namu nantinya diperkirakan mencapai tujuh ribu orang per hari.  "Akan jadi tidak nyaman," kata Tri.

Sebagai gambaran, Bandara Internasional Kuala Namu berlokasi di Desa Beringin, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara.  Bandara ini memiliki luas mencapai 1.365 hektare dengan area terminal seluas 118.930 meter persegi, luas area parkir 50.820 meter persegi dan gudang kargo seluas 13.000 meter persegi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement