Jumat 08 Mar 2013 13:43 WIB

Bank Ekonomi Dirikan Lima Cabang di 2013

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Nidia Zuraya
bank ekonomi
Foto: bank ekonomi
bank ekonomi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Ekonomi Rahardja yang merupakan bagian dari Grup HSBC sejak 2009 berencana mendirikan lima cabang baru tahun ini. Direktur Jaringan dan Distribusi Bank Ekonomi, Gimin Sumalim, mengatakan penambahan lima cabang itu untuk meningkatkan penyaluran kredit dan penerimaan sumber dana pihak ketiga (DPK).

"Kelima cabang itu berlokasi di Pati, Purwokerto, Medan, Bandung, dan Semarang," kata Gimin dijumpai dalam 'Peringatan Hari Ulang Tahun Bank Ekonomi ke-23' di Jakarta, Jumat (8/3). Cabang di Pati dan Purwokerto telah diresmikan. Gimin mengatakan Bank Ekonomi terus membuka cabang di kota-kota besar 33 provinsi di Indonesia.

Dalam mendirikan cabang, perusahaan menyesuaikan dengan aset dan permodalan dan mengacu pada aturan Bank Indonesia (BI). Investasi cabang ini juga disesuaikan dengan daerah bersangkutan. Misalnya Purwokerto yang berfokus di sektor perdagangan. Purwokerto merupakan cabang perusahaan yang ke-99.

Sebulan lalu, Bank Ekonomi juga baru saja merelokasi Kantor Cabang Pembantu (KCP) di Kemang. Menurut Gimin, kawasan elit ini memiliki potensi yang sangat besar. Saat ini, jumlah ATM Bank Ekonomi mencapai 124 unit dan kemudahan akses melalui 37 ribu ATM bersama dan jaringan Prima.

Pada laporan belum diaudit perusahaan yang didata Bank Indonesia, posisi penyaluran kredit perusahaan akhir 2012 mencapai Rp 17,150 triliun, meningkat 22 persen dari posisi Rp 14,062 triliun akhir 2011. Posisi aset perusahaan akhir 2012 mencapai Rp 25,365 triliun, lebih tinggi lima persen dari posisi Rp 24,155 triliun.

Dana pihak ketiga (DPK) belum diaudit hanya meningkat tipis, yaitu Rp 20,96 triliun, lebih tinggi 4,4 persen dibandingkan Rp 20,072 triliun akhir 2011. Gimin mengatakan perusahaan akan mencoba menyelaraskan pertumbuhan kredit dan DPK sesuai dengan pertumbuhan industri, yaitu 18-20 persen untuk DPK dan 23-24 persen untuk kredit khusus untuk tahun ini.

Head of Corporate Communication Bank Ekonomi Wahyu Adiguna, mengatakan perusahaan akan terus mengembangkan basis bisnisnya yang berfokus di segmen small and medium enterprise (SME). "Plafon kredit yang diberikan maksimal di bawah delapan miliar rupiah," katanya dalam kesempatan sama. Ini sejalan dengan tujuan BI yang ingin mengembangkan sektor UMKM di Indonesia.

BI menyaratkan seluruh perbankan yang beroperasi di Indonesia minimal menyalurkan kredit UMKM 20 persen secara penuh mulai 2018 mendatang. Bank Ekonomi saat ini, kata Wahyu, sudah menyalurkan kredit UMKM mencapai 10 persen. Itu artinya perusahaan secara bertahap akan memenuhinya hingga 2018 mendatang. "Kami optimistis 20 persen itu bisa tercapai," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement