Kamis 07 Mar 2013 23:16 WIB

Bercerai dengan Bakrie, Bumi Plc Tetap Optimistis

Rep: Friska Yolandha/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Kantor Bumi Plc di London, Inggris.
Foto: Reuters
Kantor Bumi Plc di London, Inggris.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Bumi Plc memiliki keyakinan atas kesepakatan yang dilakukan dengan Bakrie Group terkait pembelian saham PT Bumi Resources Tbk. Dalam waktu dekat Bumi Plc percaya diri mampu menyelesaikan kesepakatan penjualan saham tersebut.

CEO Bumi Plc Nick von Schirnding mengungkapkan Bakrie Group telah memasukkan deposit 50 juta dolar AS sebagai uang muka pemisahan diri dari Bumi Plc.

"Dana tersebut sudah ada di escrow account milik JP Morgan di Amerika Serikat," ujar von Schirnding kepada wartawan usai menghadiri rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) di Jakarta, Kamis (7/3).

Bakrie Group telah sepakat menukar 23,8 persen saham Bumi Plc miliknya dengan 10,3 persen saham Bumi Resources. Bakrie juga telah setuju akan membeli sisa saham Bumi Resources senilai 278 juta dolar.

Von Schirnding percaya Bakrie Group akan mampu menyelesaikan pembayaran yang tersisa. Dengan uang muka yang telah didepositkan oleh Bakrie, tidak ada ketakutan bagi Bumi Plc atas ketidakmampuan Bakrie dalam menyelesaikan pembayaran.

Ketika ditanya terkait RUPSLB Bumi Plc yang membicarakan pemisahan Bakrie, von Schirnding yakin mayoritas pemegang saham akan menyetujuinya, termasuk co-founder Bumi Plc, Nathaniel Rothschild. "Semua menyetujui pemisahan ini," ujar dia.

Ke depan Bumi Plc akan fokus untuk mengembangkan anak usahanya, termasuk Bumi Resources. RUPSLB Bumi Resources telah menunjuk Eko Santoso Budianto sebagai direktur utama sebagai pengganti Rosan P Roeslani.

Bumi Resources juga sedang merancang restrukturisasi dan tengah mencari chairman independen dalam beberapa pekan ke depan.

Fokus pengembangan ini bertujuan agar perseroan dapat mencapai target produksi 30 juta ton pada 2015. Hingga akhir tahun perseroan telah mencatatkan produksi sebesar 21 juta ton. Tahun ini produksi batu bara ditarget 23 juta ton.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement