Selasa 05 Mar 2013 14:42 WIB

Sukuk Teluk Diharap Tembus 35 Miliar Dolar AS

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Nidia Zuraya
Sukuk (ilustrasi).
Foto: alhudacibe.com
Sukuk (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Volume sukuk Teluk diharapkan mencapai rekor sebesar  35 miliar dolar AS di tahun ini atau naik 33 persen dari 2012. Target kenaikan itu sejalan dengan penelitian Kuwait Finance House (KFH) yang memproyeksikan kenaikan penerbitan sukuk 30 persen.

Analis dari Standard & Poor's, Paul-Henri Pruvost mengatakan preferensi investor global untuk pasar obligasi menjelaskan pasar sukuk sedang booming. "Manajemen aset syariah dan permintaan sukuk terus berlanjut," ujarnya seperti dikutip dari The New York Times, baru-baru ini.

Hal tersebut memberi kesempatan mengambil keuntungan dari permintaan investor untuk mengumpulkan dana murah. Misalnya Qatar, yang telah meningkatkan kekuatan keuangannya dari ekspor gas alam dengan penjualan sukuk 4 miliar dolar AS per tahun lalu. Pinjaman negara Qatar sebesar 115 miliar dolar AS pada 2012. Angka ini menyumbang 85 persen dari total sukuk.

Kepala Divisi Perbankan Syariah Global Standard Chartered Bank yang berbasis di Dubai, Ahsan Ali, mengatakan yang mendorong tiap negara menerbitan sukuk adalah untuk mengumpulkan dana bagi pembangunan mereka. Para analis berharap negara Teluk  mampu memanfaatkan pasar sukuk sebagai jalan baru pembiayaan proyek-proyek infrastruktur berskala besar, seperti bandara, jalan layang, dan pelabuhan.

Sukuk telah lama populer di investor di Timur Tengah. Saat ini fenomena tersebut mulai merambah ke Eropa dan Amerika Serikat. Managing Director Divisi Utang Perbankan dan Pasar Modal bagi negara-negara Islam HSBC, Mohammed Dawood, mengatakan permintaan investasi alternatif seperti sukuk tidak hanya berasal dari negara berkembang. "Ada gelombang minat kuat dari investor barat terhadap sukuk akhir-akhir ini," ucapnya.

AS dan negara-negara maju di Eropa sedang mempertimbangkan investasi alternatif di pasar negara berkembang. Sukuk adalah instrumen memungkinkan untuk berinvestasi di negara-negara Teluk Arab. Menurutnya pasar sukuk cukup baik, namun masih memiliki masalah. Pasar sukuk Teluk masih kalah jika dibandingkan pasar obligasi barat.

Analis Keuangan Syariah di Moody's Investors Services, Khalid Howladar, mengatakan pasar sukuk Teluk perlu lebih mendalam lagi mencari emiten sektor swasta. "Jatuh tempo harus diperluas untuk mendukung kurva dalam negeri," katanya.

Malaysia adalah pasar sukuk dominan yang memegang 74 persen dari penerbitan sukuk sebesar 135 miliar dolar AS pada 2012. Dewan Kerjasama Negara Teluk bersemangat menjadikan pasar sukuknya lebih besar dari pasar Malaysia.

Sukuk baru diterbitkan Timur Tengah dan Afrika Utara sebesar 26,3 miliar dolar AS di 2012, naik 34,4 persen dari tahun sebelumnya. Hal ini didorong aktivitas tinggi di Arab Saudi.

Menurut penelitian KFH, Arab Saudi menyumbang 10, 5 miliar dolar AS dari instrumen sukuk. Angka ini hampir tiga kali lebih besar dari jumlah tahun sebelumnya. Menurut analis beberapa perusahaan besar di Arab Saudi, 2013 akan menjadi tahun tersibuk bagi pasar sukuk di Kawasan Teluk sejak krisis keuangan pada 2008.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement