Senin 04 Mar 2013 15:49 WIB

Transmigran Fokus Bangun Agrobisnis

Rep: Meiliani Fauziah/ Red: Nidia Zuraya
Daerah transmigrasi, ilustrasi
Foto: Darmawan/Republika
Daerah transmigrasi, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para transmigran mulai difokuskan untuk mengelola industri agrobisnis. Tahun lalu, Program Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi (P2MKT) berhasil merevitalisasi seluas 14 ribu hektare (ha) lahan pertanian.

Capaian ini melebihi target sebesar 12.700 ha. Lahan pertanian ini kemudian ditanami tanaman pangan dan perkebunan. Investasi lahan  dilakukan dalam jangka waktu sekitar 4 tahun.

Tiga komoditas tanaman pangan andalan yaitu padi, jagung dan kedelai. Anggaran yang disiapkan untuk pengembangan tanaman pangan mencapai Rp 4 juta per ha. "Tahun lalu, produksi tanaman pangan mencapai 3 juta ton per ha," ujar Direktur Pengembangan Usaha P2MKT, Titi Wahyuni, Senin (4/3).

Sektor perkebunan mengandalkan produksi kebun sawit dan karet. Anggaran untuk sektor perkebunan mencapai Rp 6 juta per ha. Biaya ini antara lain dialokasikan untuk membeli benih, perluasan lahan dan penambahan fasilitas pertanian.

Sebanyak 5,4 juta produksi beras nasional diklaim P2MKT dihasilkan di kawasan transmigrasi. Sektor pertanian kembali menjadi prioritas P2MKT tahun ini.

Areal  produksi dibidang pertanian tanaman pangan pun ditingkatkan. Caranya melalui intensifikasi lahan pekarangan dan lahan usaha. Saat ini luasan lahan produktif dan produktifitas lahan di pemukinan transmigrasi sebesar 10.131 ha atau setara 30.393 ton tanaman pangan. Bidang pertanian menyerap lapangan pekerjaan untuk hampir 50 ribu orang. "Kawasan industri siap mensuplai kebutuhan pangan nasional," kata Titi.

Dalam rangka mengembangkan lahan pertanian, P2MKT menandatangani kerjasama dengan Kementrian Pertanian. Pemukiman transmigrasi yang telah menerapakan teknologi pengolahan hasil petanian mencapai 106 unit. Hasil pertanian dikelola oleh bisnis rumahan dan unit usaha kecil serta menengah. Bersama Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah,  transmigran diberikan pelatihan teknis, bimbingan teknologi, advokasi dan pendampingan. Hasil produksi transmigran ditargetkan memiliki daya saing di pasaran.

Dalam rangka penguatan kelembagaan, P2MKT membentuk Himpunan Wirausaha Transmigrasi (Hawitran). Perkumpulam ini diberikan diberikan akses untuk mengembangkan kawasan transmigrasi. Industri agrobisnis yang telah dibangun yaitu pengolahan jagung, coklat dan pengolahan rotan.

 P2MKT menargetkan pertumbuhan 10 ribu wirausaha baru di sejumlah permukiman transmigrasi sampai tahun 2015. Saat ini jumlah wirausaha yang tercipta mencapai lebih dari 7200 wirausaha. "Satu wirausaha memberikan rerata lapangan kerja untuk 5-10 orang," ujar Dirjen Program Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi (P2MKT) Kemnakertrans, Rosari Tyas Wardhani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement