REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kereta Api Indonesia (KAI) menargetkan perolehan laba bersih pada tahun 2013 sebesar Rp 465,7 miliar. Angka tersebut naik 20,71 persen dari laba 2012 yang diperkirakan mencapai sekitar Rp 385,8 miliar.
"Peningkatan laba akan didorong dari peningkatan pendapatan 2013 yang mencapai sekitar Rp 9,44 triliun, naik dari perkiraan pendapatan 2012 sekitar Rp 6,96 triliun," kata Direktur Utama PT KAI Ignasius Jonan di sela Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI di Gedung MPR/DPR-RI, Jakarta, Senin (4/3).
Menurut Jonan, pada tahun 2013 kinerja keuangan perusahaan sudah lebih baik dibanding kinerja tahun 2012 yang laba bersihnya sekitar 5 persen. "Tahun ini (2013) optimistis laba bersih bisa jauh lebih tinggi dari tahun 2012," ujarnya.
Jonan menjelaskan, sesuai dengan jenis usaha perseroan di bidang transportasi, laba bersih KAI sudah jauh lebih bagus dibanding perusahaan sejenis di dunia yang hanya berkisar 5 persen.
Meski demikian, Jonan yang sudah menjabat sebagai orang nomor satu di KAI tersebut, tetap optimis mulai pada tahun 2013 perseroan mampu meningkatkan kinerja keuangan dengan tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi.
Sementara itu, Kepala Humas PT KAI Mateta Rijalulhaq menuturkan, untuk mencapai target perusahaan, perseroan mulai tahun 2013 akan menggenjot pendapatan dari bisnis angkutan barang. Pada tahun 2013, pendapatan dari angkutan barang ditargetkan mencapai Rp 3,59 triliun, melonjak 41,33 persen dari sekitar Rp 2,54 triliun pada 2012.
Pada periode tersebut, volume barang yang diangkut diperkirakan mencapai 30,94 juta ton, atau meningkat dari sekitar 22,08 juta ton pada tahun 2012. Adapun jenis barang yang diangkut KAI meliputi batu bara, BBM, peti kemas, genaral cargo, semen, dan barang komiditas lainnya.
"Pengangkutan barang di Sumatera Selatan, peti kemas, dan pupuk di Pulau Jawa, semen di pulau Jawa dan Sumatera," ujar Mateta.
Sementara angkutan penumpang ditambahkannya, pada tahun 2013 jumlah yang diangkut KAI akan berkisar 220 juta orang. "Jumlah penumpang KAI sudah sulit untuk ditingkatkan, namun angkutan barang masih sangat prospektif sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang semakin merata, yang ditandai dengan tajamnya pergerakan arus barang," paparnya.