Selasa 26 Feb 2013 15:16 WIB

RI Diminta Investasi Minyak di Sudan

Rep: Sefti Oktarianisa/ Red: Nidia Zuraya
Sudan dan Sudan selatan
Sudan dan Sudan selatan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia diminta berinvestasi migas di Sudan. Bahkan negara itu resmi datang ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk meminta Pertamina menanamkan modalnya di ladang minyak negara tersebut.

"Parlemen Sudan dan Duta Besar mengajak pemerintah dan Pertamina untuk investasi," tegas Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo pada ROL, Selasa (26/2). Ini merupakan kelanjutan dari pertemuan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dengan pemerintah negara tersebut awal 2013 lalu.

Meski demikian, investasi yang diminta negara Afrika tersebut bukan dibidang pembelian minyak bumi. Namun lebih pada eksplorasi minyak di beberapa blok di negara tersebut.

Dikatakannya untuk ukuran negara kecil, Sudan mampu memproduksi minyak sebesar 500 ribu barel per hari (bph). Sementara Indonesia, produksi minyak sebesar 830 ribu bph.

Sementara itu, manajemen Pertamina masih enggan memaparkan soal kemungkinan ekpansi perusahaan di 2013. Namun untuk beberapa langkah akuisisi ke luar negeri yang sudah diutarakan 2012 lalu, BUMN ini mau sedikit berbicara.

Soal akuisisi di Irak misalnya, Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan mengatakan pembicaraan bisnis tengah dilakukan. Sebagaimana diketahui, Pertamina menginginkan mendapatkan saham di Lapangan Tuba dan mengaktifkan kembali Blok 3 Western Dessert di negara Timur Tengah itu.

"Kami harapkan bisa bekerja sama dengan perusahaan nasional di sana," jelasnya.

Komitmen dari Pemerintah Irak, tegas Karen, juga sudah dikantongi. Pertamina bahkan yakin bakal mendapat prioritas utama. Kemungkinan saham yang dikantongi sekitar 10 hingga 25 persen. "Tak menutup kemungkinan kami pun akan bekerja sama dengan Total (perusahaan Perancis) di sana," jelasnya.

Di tahun ini juga, Pertamina mematok biaya investasi sebesar 6,773 miliar dolar AS. Proporsi paling besar akan diberikan ke sektor hulu sebesar 3,125 miliar dolar AS.

Pertamina juga bakal mengalokasikan dana 2,027 miliar dolar AS untuk kilang. Selain itu, perseroan juga akan mengalokasikan dana 546 juta dolar AS untuk perdagangan dan 437 dolar AS untuk gas.

Wakil Presiden Komunikasi Korporat Pertamina mengatakan perseroan komitmen mencari blok produksi. Khusus untuk akuisisi ladang minyak baru, Direktur Hulu Pertamina Muhammad Husen mengatakan  60 persen lapangan berada di dalam negeri dan 40 persen lainnya dari luar.

Dari data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) produksi minyak Pertamina sebanyak 120 ribu bph. Sedangkan produksi gas Pertamina sebanyak 1,04 juta kaki kubik per hari (/MMSCFD).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement