REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan pasokan daging sapi beku untuk kebutuhan Jabodetabek akan datang di bulan Maret. Pasokan daging sapi beku ini diangkut menggunakan kereta.
Sentra pemasok daging beku ini yaitu Tuban, Denpasar, Surabaya, Makasar, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT). "Pasokan ini akan menstabilkan harga," ujar Direktur Budidaya Direktoran Jenderal Peternakan Kementan, Fauzi Lutan, kepada ROL, Ahad (24/2).
Masing-masing daerah menurutnya akan mengirimkan daging beku sekitar 10-15 ribu ton setiap minggu. PT Kereta Api Indonesia digandeng Kementan untuk membantu pengiriman daging beku ini. Sementara itu, Kementan terus melakukan pendekatan dengan PT. Pelni agar bisa pula mengirimkan pasokan melalui jalur laut. Hingga saat ini, PT Pelni masih mencari jenis kapan yang cocok untuk kebutuhan pengiriman sapi.
Sementara itu bulan Mei mendatang Badan Pusat Statistik (BPS) kembali melakukan sensus terhadap komoditas pertanian. Sensus dilakukan dengan melakukan perhitungan terhadap hortikultura, tanaman pangan, perikanan, peternakan dan kehutanan.
Sensus ini, menurut Fauzi, dilakukan karena banyak pihak meragukan data yang dimiliki Kementan. "Roadmap yang disusun Kementan katanya tidak sesuai data pada tahun 2009-2010," tuturnya.
Saat ini banyak pihak kembali meragukan data Kementan terhadap populasi ternak di Indonesia. Data tersebut mencatat jumlah sapi potong mencapai 14,8 juta ekor, sapi perah berjumlah 597,2 ribu ekor dan kerbau berjumlah 1,3 juta ekor.
Selain data, pengusaha juga mengeluhkan kualitas sapi lokal yang diproduksi peternak. Menanggapi hal ini Fauzi meminta pengusaha untuk turut serta mengembangkan peternakan lokal agar bisa menghasilkan produk berdaya saing dengan produk impor.
Pengusaha juga diminta memberikan kredit pakan ternak kualitas terbaik dengan harga terjangkau."Tingkat persaingan di bisnis sapi memang tinggi," ucapnya.