Rabu 20 Feb 2013 13:20 WIB

Produksi Emas RI Ditargetkan Naik 31 Persen

Rep: Sefti Oktarianisa/ Red: Nidia Zuraya
emas batangan (ilustrasi)
Foto: mycitya
emas batangan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menargetkan kenaikan produksi bahan tambang emas. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mematok lonjakan produksi emas hingga 31 persen dibanding 2012 lalu.

"Kita rencanakan produksi emas nasional tahun ini naik menjadi 88 ton," tegas Menteri ESDM Jero Wacik, Rabu (20/2). Diutarakannya sebelumnya di 2012, pihaknya hanya mematok kenaikan produksi sebesar 66 ton saja.

Hal senada juga dibenarkan Direktur Mineral Kementerian ESDM Dede Indra Suhendra. Menurutnya, produksi bakal ditunjang beberapa perusahaan tambang besar seperti PT Freeport Indonesia (PTFI).

Perusahaan AS yang beroperasi di Tambang Greasberg Papua itu bakal meningkatkan produksi emasya hingga 1,3 juta ounce atau setara dengan 42,9 ton. "Target ini lebih tinggi dibanding realisasi 2012 lalu sebesar 900 ribu ounce," katanya.

Hingga saat ini cadangan terbukti Freeport sebesar 828 juta ton bijih. Terdiri dari 1,1 persen tembaga, 1,01 part-per million (ppm) emas, serta 4,22 ppm perak.

Sisa produksi bakal ditunjang perusahaan lain seperti Newmont Nusa Tenggara (NTT) dan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. Untuk Antam misalnya, BUMN itu menargetkan produksi emas naik 16,4 persen menjadi 3.316 kilogram, dari sebelumnya 2.849 kilogram.

Sebenarnya, produksi emas Indonesia fluktuatif empat tahun terakhir. Di 2009 dan 2010 lalu misalnya, produksi emas berada di level 104 ton. Setelahnya di 2011 dan 2012, produksi emas turun menjadi 76 ton dan 66 ton.

Pada perdagangan beberapa pekan terkahir, harga emas mengalami penurunan. Hari ini misalnya, emas Antam turun tipis Rp 1000 menjadi Rp 567.200 per gram, dari Rp 568.200 per gram.

Pergerakan emas internasional dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS membuat harga emas turun. Dilansir Reuters, harga emas di pasar spot turun 0,3 persen menjadi 1.604 dolar AS per ounce.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement