REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Harga jual lahan di kawasan industri semakin naik. Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian Dedi Mulyadi mengatakan harga jual lahan di Indonesia semakin tidak kompetitif.
Pasalnya, kata dia harga tanah di kawasan industri di Indonesia jauh lebih mahal dibandingkan harga tanah di Beijing, Shanghai, Kuala Lumpur dan Bangkok. “Bagaimana ingin membangun daya saing, di infrastruktur kita sudah kalah. Harga tanah di Indonesia tidak kompetitif,”
Dedi mengatakan harga jual tanah pada tahun 2010 masih 50 dolar AS per meter persegi. Sementara, saat ini harga tanah 191 dolar AS per meter persegi. Ia mengatakan harus ada campur tangan dari pemerintah agar harga tanah masih bisa dijangkau.
Ia mengatakan permintaan lahan terutama untuk kawasan industri cenderung meningkat, sementara pasokan lahan cenderung konstan. Penjualan lahan mulai meningkat pada 2010. Sebelumnya tahun 2009 hanya terjual 200 hektare (ha).
Pada 2010 terjualal 580 ha kawasan industri, melonjak tajam hingga 1200 ha di tahun 2011. Pada tahun 2012, lahan terjual sebanyak 600 ha. Pada 2012, Penjualan lahan kawasan industri yang tercatat paling tinggi yakni di Kota Bukit Indah (Indotaisel) sebanyak 95 ha, Delta Silicon dan Suryacipta sebanyak 90 ha. Di Kawasan Jababeka terjual lahan 19 ha, dan Kawasan Industri Mitra Karawang terjual 18 ha lahan.