REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mahalnya harga daging sapi sekarang ini diyakini sebagai dampak dari adanya praktik oligopoli di kalangan pengusaha daging.
Anggota Komisi IV DPR RI Hermato yakin adanya praktik tersebut. Alasannya, penguasaan daging berada pada kekuasaan pengusaha.
Pemerintah diminta menggarap serius dugaan kartel daging yang dilaporkan oleh Komisi Pengawasan dan Persaingan Usaha (KPPU).
"Dua sumber penguasaan daging oleh pengusaha, termasuk impotir," ujar politisi PKS ini dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Kementrian Perindustrian (Kemenperin), Kementrian Pertanian (Kementan) dan Kementrian Perdagangan (Kemendag), Senin (11/02), di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.
Sebelumnya Kemendag menyatakan tingginya harga disebabkan oleh terjadi karena banyaknya permintaan sementara pasokan berkurang. Dirjen Perdagangan Luar Negri, Bachrul Khairi meragukan keberadaan kartel daging yang mengontrol harga di pasaran.
Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Syukur Iwantoro mengatakan, jika keberadaan kartel bisa dibuktikan, pihaknya minta penindakan secara tegas.
Keberadaan kartel pangan berulangkali ditanyakan oleh para anggota dewan. Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Firman Soebagyo mengamini keberadaan kartel daging.
Pasalnya praktek kartel justru berjalan mulus dalam kondisi pasar seperti saat ini. "Kartel memang ada dari dulu," ujar politisi partai Golkar ini.