Jumat 08 Feb 2013 19:39 WIB

Darmin: Konsumsi Pemerintah Bikin Pertumbuhan Ekonomi Meleset

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Governor of Indonesian central bank, Darmin Nasution (file photo).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Governor of Indonesian central bank, Darmin Nasution (file photo).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan ekonomi dilihat dari pendapatan domestik bruto (PDB) 2012 meleset tipis dari 6,3 persen ke level 6,23 persen. Gubernur Bank Indonesia (BI), Darmin Nasution, bahkan mengatakan pertumbuhan ekonomi tahun ini tetap sama dengan proyeksi tahun lalu sekitar 6,3 persen. Atau, secara kisaran angkanya 6,3 persen hingga 6,8 persen pada 2013.

Sebenarnya, kata Darmin, salah satu hal yang membuat pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2012 tak terlalu bagus adalah konsumsi pemerintah. "Jadi, konsumsi pemerintah itu bukannya positif, tapi negatif," kata Darmin dijumpai Republika di Jakarta, Jumat (8/2).

Jika pemerintah menggenjot pertumbuhan dan serapan anggarannya pada kuartal keempat tahun lalu, kata Darmin, maka realisasi pertumbuhan ekonomi 2012 seharusnya masih berada dalam kisaran (range) BI dan pemerintah, yaitu minimal 6,3 persen.

Meski demikian, Darmin menyebutkan BI memahami cukup baik situasinya. PDB itu jika dilihat dari kuartal ke kuartal memang selalu  berfluktuasi, namun pola normal kenaikannya tak akan pernah lebih dari satu persen.

Keseimbangan ekonomi eksternal, khususnya di pasar-pasar negara berkembang (emerging market) relatif sama dengan Indonesia. Darmin mencontohkan negara-negara seperti India, Brasil, Turki, dan Rusia. Model yang sama itu terlihat dari pola defisit transaksi berjalannya, policy ratenya, dan pertumbuhan PDBnya.

Pasar, kata Darmin, biasanya tak hanya melihat level defisit Indonesia. "Pasar melihat kualitas defisit itu sendiri," kata Darmin. Defisit di Indonesia tidak terlalu bagus sebab melulu akibat impor. Meski, ada surplus di neraca finansial dan modal yang sejauh ini masih mengamankan ekonomi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement