Kamis 07 Feb 2013 14:56 WIB

Konsorsium BUMN Bangun Jalur Monorel Jakarta-Bekasi

  Prototipe monorel buatan PT Melu Bangun Wiweka di Tambun, Bekasi, Jawa Barat. Selasa (29/1).  (Republika/Adhi Wicaksono)
Prototipe monorel buatan PT Melu Bangun Wiweka di Tambun, Bekasi, Jawa Barat. Selasa (29/1). (Republika/Adhi Wicaksono)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Dahlan Iskan memastikan proyek monorel jalur Kuningan-Cawang-Bekasi Timur sepanjang 52 kilometer hanya dikerjakan oleh BUMN yang dipimpin konsorsium PT Adhi Karya. "Ini konsep pembangunan monorel baru yang kami ajukan kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo," ujarnya di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (7/2).

Menurutnya, jalur monorel baru dengan investasi sekitar Rp 9 triliun itu akan dikerjakan sendiri atau tidak melibatkan pihak swasta. "Kita ingin mengerjakan sendiri, agar pembangunannya bisa lebih cepat dan pengawasannya akan lebih mudah," kata Dahlan.

Ia menjelaskan, ketidakinginan konsorsium BUMN tersebut melibatkan pihak swasta dalam membangun proyek monorel juga menjadi alasan Adhi Karya mundur dari proyek monorel konsep lama yang sudah ada yaitu Palmerah-Kuningan. "Adhi Karya sudah keluar dari monorel Palmerah-Kuningan, dan akan fokus pada dua monorel yaitu jalur Kuningan-Cawang-Bekasi, dan jalur Bekasi-Cibubur," kata Dahlan.

Dengan begitu diutarakan Dahlan, Gubernur DKI Jakarta juga bisa fokus pada pembangunan jalur Palmerah-Kuningan. Ia menjelaskan, BUMN yang terlibat dalam konsorsium tersebut yaitu PT Jasa Marga Tbk, PT Lembaga Elektronika Negara (LEN), PT Telkom Tbk, PT Industri Kereta Api (Inka), dan termasuk Bank Mandiri.

Meski demikian Dahlan tidak merinci lebih lanjut soal porsi pendanaan proyek yang dimaksud. Ia hanya mengatakan, jika izin pembangunan sudah didapat pada bulan ini juga (Februari 2013), maka ditargetkan monorel Kuningan-Cawang-Bekasi Timur bisa beroperasi secara keseluruhan pada tahun 2015.

Direktur Utama Adhi Karya, Kiswo Dharmawan menuturkan pihaknya akan mulai mengerjakan proyek tersebut setelah mendapat izin dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah. "Kita mengharapkan bulan ini (Februari) sudah ada putusan terkait izin. Semakin cepat dapat izin semakin cepat pula proyek ini dapat mulai dikerjakan," ujarnya.

Proses pengerjaannya ditambahkan Siswo, adalah selama enam bulan memasuki tahap enginering, yang dilanjutkan dengan test track untuk pengetesan. "Dalam satu 1 tahun-1,5 tahun diharapkan sudah ada sebagian jalur yang sudah bisa dioperasikan. Atau dalam dua tahun diharapkan seluruh jalur monorel tersebut sudah siap dioperasikan secara penuh," ujar Kiswo.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement