REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepercayaan diri konsumen Indonesia terus mengalami peningkatan. Hasil survey Credit Suisse Research Institue menunjukkan 43 persen responden memperkirakan keuangan mereka meningkat dalam enam bulan ke depan.
Meskipun produk domestik bruto per kapita Indonesia jauh kalah dari Brasil, optimisme Indonesia hampir menyamai Brasil. "Optimisme Indonesia setingkat di bawah Brasil," ujar Wakil Kepala Riset Sekuritas Credit Suisse Stefano Natella, Rabu (30/1).
Meskipun terjadi peningkatan optimisme secara umum, peningkatan lebih terlihat pada mereka dengan pemasukan yang rendah dan sedang. Sedangkan yang memiliki pendapatan tinggi tidak merasa optimistis.
Rata-rata peningkatan pendapatan masyarakat Indonesia pada 2012 adalah 10 persen. Dalam hasil survey yang dilakukan di delapan negara ini menunjukkan masyarakat Indonesia optimistis terjadi peningkatan pendapatan 20 persen pada 2013.
Yang melatarbelakangi hal ini adalah kenaikan upah minimum regional (UMR) yang rata-rata sebesar 10 persen di provinsi-provinsi di Indonesia. Kenaikan UMR berkisar antara 3-19 persen di setiap provinsi bila dibandingkan dengan 2012.
Kenaikan pendapatan di luar Jawa terjadi cukup signifikan. Rata-rata pendapatan bulanan masyarakat di luar Jawa mencapai Rp 3,5 juta. Nilai ini naik 25 persen bila dibangdingkan dengan 2011. Sedangkan masyarakat di Pulau Jawa Hanya memperoleh pendapatan bulanan rata-rata Rp 3 juta atau naik tiga persen.
Barang konsumsi merupakan penopang pertumbuhan GDP Indonesia. Sekitar 60 persen GDP berasal dari barang konsumsi. Namun fesyen merupakan sektor penyumbang tertinggi, yakni tumbuh 24 persen. Hal ini disusul dengan belanja teknologi, khususnya smartphone sebesar lima persen dan properti sebesar empat persen.
Indonesia merupakan negara dengan responden terbesar yang ingin membeli rumah. Sebanyak 30 persen dari total responden di Indonesia ingin membeli rumah. Di Brasil hanya 23 persen responden yang menginginkan rumah.