REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banjir di Jakarta membawa dampak yang luar biasa. Beberapa fasilitas umum ikur terendam. Termasuk di antaranya 400 mesin anjungan tunai mandiri (ATM) Bank Central Asia dan membuatnya tidak dapat berfungsi.
"Empat ratus mesin yang terendam tapi ya nggak total 'lost', karena ATM kan kalau dimatikan mesinnya tidak rusak, paling uangnya yang basah," ungkap Direktur Utama (Dirut) PT Bank Central Asia Tbk, Jahja Setiaatmadja.
Hal itu dikatakan dia usai pertemuan dengan Komisi XI tentang Economic Outlook 2013 di Kompleks Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (22/1). Jumlah tersebut, menurut dia, hanya sebagian kecil dari sekitar lima ribu ATM yang tersebar di Jakarta.
Jahja menambahkan kerugian yang dialami BCA akibat banjir yang merendam ratusan ATM-nya sejak pekan lalu belum dihitung. Meski demikian pihaknya tidak khawatir karena seluruh mesin ATM telah diasuransikan.
"Kerugian belum dihitung, baru beres-beres, kan diasuransi jadi ya asuransi yang menanggung kerugiannya," katanya.
Sementara ada 86 kantor cabang di Jakarta yang terkena banjir dan hingga hari ini kurang dari sepuluh kantor cabang belum bisa beroperasi normal. "Hari ini masih sekitar kurang dari 10 kantor cabang yang belum bisa beroperasi, seperti di daerah Muara Karang, Pluit," katanya.
Sebelumnya, hujan deras yang melanda ibu kota sejak Kamis (17/1) dini hari telah menyebabkan Jakarta kebanjiran. Berbagai wilayah di Jakarta terendam banjir yang tingginya hingga mencapai atap rumah.
Banjir dan arus air yang deras juga telah menjebol tanggul Kanal Banjir Barat di kawasan Latuharhary. Kanal Banjir Barat tidak mampu menahan aliran deras, sehingga air meluap melewati tanggul beton dan menerjang tanggul tanah yang ada di sebelah tanggul beton.
Jebolnya tanggul Kanal Banjir Barat di kawasan Latuharhary telah menyebabkan air menggenangi jantung ibu kota seperti Bundaran Hotel Indonesia. Air juga sempat menggenangi Istana Kepresidenan yang berada di Jalan Medan Merdeka Utara.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo telah menyatakan kondisi tanggap darurat banjir selama 10 hari terhitung sejak 17 Januari 2013 hingga 27 Januari 2013.