REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Multi Agro Gemilang Plantation Tbk resmi melakukan penawaran perdana saham atau Initial Public Offering (IPO), Rabu (16/1). Perseroan melepas saham ke publik sebesar 4 miliar lembar saham.
Jumlah saham tersebut setara dengan 44,44 persen dari modal disetor setelah penawaran saham perdana. Harga yang ditetapkan per lembar saham adalah sebesar Rp 110. Dana yang diperoleh dari IPO senilai Rp 440 milliar.
Pada pembukaan perdagangan Rabu (16/1) saham perseroan dengan kode MAGP ini dibuka di level Rp 110. Saham sempat mencapai level tertinggi di harga Rp 112 sebelum melemah ke level Rp 109 per lembar saham atau turun 0,91 persen.
Saham MAGP terus melemah ke level Rp 103. Volume transaksi saham mencapai 57 ribu lot saham. Nilai transaksinya sebesar Rp 3 miliar.
Direktur Utama MAGP, Susanto Sorip mengaku perseroan optimistis dengan masa depan sektor perkebunan, terutama perkebunan sawit. "Kami optimistis dengan sektor ini sehingga investor dapat menikmati hasilnya," ujar Susanto di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (16/1).
Dana yang akan dihasilkan dari IPO rencananya akan dipakai untuk pembayaran hutang ke Bank Panin. Hutang yang akan dibayar senilai Rp 200 miliar atau sekitar 48,10 persen. Sekitar 24,05 persen atau Rp 100 miliar akan digunakan untuk pembayaran hutang Boswa di Bank Panin.
Sebesar 15,83 persen atau Rp 65,80 miliar akan digunakan untuk pengembangan kebun perseroan dan 6,01 persen atau sekitar Rp 25 miliar untuk meningkatkan penyertaan modal Brent dalam pengembangan kebun. Sisanya 6,01 persen atau Rp 25 miliar dipakai untuk pengembangan kebun PT Bumi Orion Sawit Subur.
Perseroan telah mendapatkan izin dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) pada 28 Desember 2012. Masa penawaran akan dimulai pada 3-9 Januari 2013. Sedangkan tanggal penjatahan pada 11 Januari 2013 dan tanggal pencatatan saham dan waran seri I pada BEI 16 Januari 2013. Perseroan menunjuk PT Brent Securities dan PT Valbury Asia Securities sebagai penjamin pelaksana emisi.
Direktur Utama Bursa Efek Indoneisa (BEI) Ito Warsito mengatakan emiten keempat di 2013 ini akan semakin menyemarakkan pasar modal Indonesia. Emiten dengan kode MAGP ini dinilai mencatatkan sahamnya tepat waktu. "MAGP mempunyai keberanian karena harga komoditas CPO yang tinggi," ujar Ito.