Selasa 08 Jan 2013 11:52 WIB

Rilis 'Hoax' Hempaskan Saham Whitehaven

Rep: Friska Yolandha/ Red: Djibril Muhammad
Tren harga saham di Amerika Serikat  menurun (ilustrasi)
Foto: Alamy
Tren harga saham di Amerika Serikat menurun (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Saham perusahaan tambang batu bara Australia, Whitehaven Coal, terjun drastis setelah sebuah siaran pers palsu mengklaim adanya penarikan dana dari pemberi pinjaman perusahaan. Perusahaan meminta penghentian perdagangan setelah sahamnya merosot hampir sembilan persen. 

Pernyataan yang dirilis Senin (7/1) waktu setempat menyebutkan Australia and New Zeland Banking Group Ltd (Bank ANZ) telah menarik kembali dana sebesar 1,2 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 11,59 triliun. Dana tersebut merupakan pinjaman dari bank kepada perusahaan batu bara Australia tersebut. 

Penarikan dilakukan dengan alasan risiko reputasi dan analisis pengembalian dari tambang tersebut di tengah iklim harga batu bara yang tidak menentu. Pinjaman dari Bank ANZ sangat berpengaruh pada rencana Whitehaven yang ingin mengembangkan sebuah tambang batu bara di bagian timur Maules Creek, Australia. Proyek ini merupakan salah satu proyek andalan Whitehaven. 

Pernyataan bohong tersebut berasal dari organisasi anti tambang batu bara, Frontline Action on Coal (FAC). Juru bicara FAC, Jonathan Moylan mengatakan organisasinya telah melakukan protes untuk mencegah pembangunan tambang batu bara di lokasi pilihan Whitehaven. 

Mereka telah berkemah selama lebih dari 150 hari di lokasi tersebut untuk mencegah ANZ membiayai pembangunan tambang. Dilansir dari laman 'The Australian', Selasa (8/1), Moylan mengatakan organisasi sangat mengkhawatirkan masa depan lingkungan sekitar. 

"Masa depan lahan pertanian, hutan, kesehatan, iklim kita jauh lebih penting daripada kekhawatiran terhadap kewajiban," ujar Moylan. 

Ia meminta Bank ANZ untuk memberikan pinjaman untuk investasi yang lebih 'etis'. Akibat kabar ini investor bersegera menjual saham perusahaan, takut tambang tersebut akan ditarik. 

Namun setelah kebohongan terungkap, saham perseroan yang dimiliki Nathan Tinkler ini kembali membaik. Bank ANZ telah mengirim rilis resmi segera setelah kemunculan pernyataan hoax tersebut. 

Pernyataan baru ini berisi konfirmasi rilis tersebut tidak dibuat ANZ. "Belum ada pengumuman dari ANZ mengenai pembangunan tambang batu bara Whitehaven. Perusahaan tetap sepenuhnya mendukung Whitehaven," tulis pernyataan Bank ANZ. 

Tidak lama setelah itu saham Whitehaven naik 0,14 persen menjadi 3,52 dolar AS (Rp 34.003) per lembar saham. 

Tambang di Maules Creek telah direncanakan akan menjadi salah satu tambang batu bara terbuka terbesar di dunia. Tambang ini terletak sekitar 18 kilometer di utara Boggabri di Cekungan Gunnedah, Australia. Diperkirakan tambang tersebut dapat memproduksi 12 juta ton batu bara mentah setiap tahunnya.

Proyek ini telah dsetujui NSW Planning Assessment Commision pada Oktober tahun lalu. Apabila diberi lampu hijau Pemerintah Federal, diperkirakan tambang dapat mulai memproduksi pertengahan tahun ini. Operasi tambang diperkirakan akan berlangsung selama 30 tahun. 

Hal ini telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan pecinta lingkungan. Mereka menilai dampak yang diakibatkannya akan sangat besar, terutama terhadap Hutan Leard yang berada tidak jauh dari lokasi. 

Pegiat lingkungan khawatir habitat 26 spesies dan dua komunitas ekologi yang hidup di sekitar tambang akan hancur akibat pembangunan. The Australian Securities and Investments Commision tengah melihat apakah telah terjadi pelanggaran atas aksi korporasi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement