REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahun baru, target baru. Itulah yang diterapkan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). Pada 2013 ini, Indonesia Eximbank mematok pembiayaan hingga mencapai 37,58 persen. Target tersebut, lebih tinggi dari sebelumnya 2012, yang sebesar 30,39 persen.
"Sepanjang 2012, pembiayaan meningkat menjadi Rp 26,78 triliun," kata Direktur Eksekutif Indonesia Eximbank, I Made Gde Erata, secara tertulis, Jumat (4/1). Pembiayaan ini meningkat dibandingkan Rp 20,54 triliun pada 2011.
Rincian pembiayaan sepanjang 2012 tersebut, kata Gde, sebesar 52 persennya dari porsi pembiayaan Rupiah, dan 48 persennya dari pembiayaan valuta asing (valas). Peningkatan porsi pembiayaan tahun ini merupakan sasaran aspek nonfiskal perusahaan.
Sedangkan sasaran aspek fiskal bertujuan untuk menunjukkan kontribusi Eximbank terhadap peningkatan kinerja ekspor nasional. Ini tercermin dari peningkatan 'coompetitive advantage' produk ekspor serta menurunkan ongkos ekonomi tinggi dengan dukungan penyaluran pembiayaan terhadap infrastruktur pendukung ekspor.
Aset total Eximbank sepanjang 2012 melonjak hingga 26,32 persen. Angkanya meningkat dari Rp 26,32 triliun 2011 menjadi Rp 33,32 triliun. Indonesia Eximbank juga membantu debitur untuk mencari peluang dan membuka pasar ekspor nontradisional.