Senin 17 Dec 2012 18:14 WIB

Antam Tanda Tangan Kontrak EPC Rp 1,3 T

Rep: Sefti Oktarianisa/ Red: Fitria Andayani
PT Antam tbk.
Foto: blogspot.com
PT Antam tbk.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Aneka Tambang (Persero) mengumumkan telah melakukan penandatanganan kontrak EPC (engineering, procurement, and construction) pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batubara di Pomala, Sulawesi Tenggara. PLTU bernilai 145 juta dolar AS atau senilai Rp 1,3 triliun itu bakal dibangun Sumitomo Corporation sebagai kontraktor utama.

Menurut Sekretaris Perusahaan Antam, Tedy Badrujaman, PLTU ini penting untuk BUMN itu. Pembangunan PLTU ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan listrik fasilitas pendukung pabrik feronikel Antam I, II dan, III di Pomala yang berdiri sejal 1970-han. Antam saat ini tengah melakukan modernisasi dan optimalisasi pabrik tersebut. "Sehingga kita harapkan setelah PLTU ini beroperasi, biaya energi feronikel Antam akan turun sekitar 15 hingga 20 persen," katanya, Senin (17/12).

Lebih lanjut dikatakannya, proyek modernisasi dan optimasi pabrik feronikel juga mencakup pembangunan fasilitas pelabuhan yang lebih besar dan fasilitas belt conveyor untuk transportasi umpan bijih nikel ke pabrik. Pembangunan PLTU batubara Pomalaa akan memerlukan waktu 25 bulan untuk Unit-1 dan 28 bulan untuk Unit-2. 

PLTU batubara Pomalaa membutuhkan sekitar 300 ribu ton batubara kalori rendah setiap tahun dengan nilai kalori 4.200 kcal/kg (GAR). Proyek-proyek pertumbuhan Antam yang berorientasi hilir juga masih berjalan on track. Sampai dengan akhir Oktober 2012, konstruksi proyek CGA Tayan telah mencapai 81,5 persen. "Dan diharapkan sudah memasuki commissioning pada akhir tahun 2013," katanya.

Sebelumnya di triwulan ketiga 2012 ini, Antam membukukan laba sebesar Rp 627,78 miliar. Kontribusi terbesar penjualan berasal dari komoditas emas sebesar Rp 2,5 triliun atau 35 persen dari pendapatan akhir September 2012. Sedangkan feronikel menjadi kontributor terbesar kedua dengan kontribusi Rp 2,2 triliun atau 30 persen dari total penjualan bersih Antam pada periode sembilan bulan 2011. Sementara itu komoditas bijih nikel menyumbang 28 persen dari pendapatan selama sembilan bulan 2012 senilai Rp 2 triliun. 

Antam masih mencatatkan tingkat permintaan yang kuat atas komoditas utama nikel dan emas, namun kinerja per 30 September 2012 merefleksikan dampak dari fluktuasi harga komoditas.Per 30 September 2012, Antam memiliki kas dan setara kas sebesar Rp 5,5 triliun dengan jumlah interest bearing debt sebesar Rp 4,6 triliun, yang merupakan utang obligasi dan pinjaman bank jangka pendek.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement