Senin 17 Dec 2012 13:59 WIB

Infrastruktur Pelabuhan Jadi Penentu Ekonomi Nasional

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Fitria Andayani
Buruh angkut muatan kapal di pelabuhan Sunda Kelapa Jakarta (Ilustrasi)
Foto: REPUBLIKA
Buruh angkut muatan kapal di pelabuhan Sunda Kelapa Jakarta (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia selalu mengalami penurunan daya saing ekonomi akibat kendala infrastruktur. Tahun depan, Asian Development Bank (ADB) memproyeksikan penurunan daya saing nasional sebagian besarnya akibat lemahnya infrastruktur pelabuhan (port) nasional.

"Sebanyak 70 persen aktivitas ekonomi pelabuhan di Indonesia masih ditopang oleh Tanjung Priok," kata Senior Country Economist Indonesia ADB, Edimon Ginting, di Jakarta, Senin (17/12). Kapal-kapal yang menjalankan roda perekonomian terlalu lama bersandar di laut lepas, hingga enam hari.

Jika kapal lama bersandar di pelabuhan, kata Edimon, maka biaya transportasi perusahaan akan sangat tinggi. Kapal-kapal di Malaysia dan Thailand paling lama bersandar empat hari. Sedangkan rata-rata standar kapal bersandar di negara-negara maju adalah tiga hari.

Kondisi pelabuhan Indonesia yang sangat memprihatinkan ini menyebabkan transportasi kapal dari dan ke luar negeri untuk Indonesia menjadi sangat mahal. "Akses kapal ke Indonesia Timur juga timpang," kata Edimon. Ada beberapa tempat yang baru bisa menerima kapal setiap 19 hari sekali. Padahal, kapal menjadi andalan transportasi untuk Indonesia Timur.

Buruknya akses transportasi, karena faktor pelabuhan atau jalan yang buruk pada akhirnya menyumbang angka kemiskinan tinggi. Meskipun angka kemiskinan di Indonesia saat ini turun, tapi faktanya jumlah masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan masih di atas 30 juta jiwa.

Level kemiskinan di Papua bahkan dua kali dari level kemiskinan rata-rata nasional. Salah satunya karena 40 persen kondisi jalannya buruk. Konektivitas menjadi penyebab utama menurunnya daya saing ekonomi nasional yang perlu pembenahan cepat tahun depan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement