REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan aset perbankan syariah pada 2013 tetap akan berada dalam tiga skenario dari pesimis sampai dengan optimis. Dengan kisaran pertumbuhan dari 36 - 58 persen.
Kepala Departemen Perencanaan Strategisdan Hubungan Masyarakat, Dody Budi Waluyo menyatakan, pada 2013 diharapkan kondisi perekonomian global membaik dan geliat ekonomi domestik semakin positif. "Sehingga memberikan lingkungan usaha yang kondusif bagi pertumbuhan industri perbankan nasional yang lebih baik," ujarnya, Senin (17/12).
Untuk itu, Bank Indonesia dan pelaku perbankan syariah melakukan sejumlah upaya untuk memanfaatkan momentum tersebut. Upaya pengembangan pasar perbankan syariah melalui kampanye perbankan syariah (iB campaign) dianggap cukup mampu memperbesar pangsa pasar perbankan syariah dalam peta perbankan.
Sehingga pangsa pasar syariah mencapai 4,3 persen per Oktober 2012 dengan jumlah rekening (DPK) mencapai 13,4 juta rekening atau naik 36,4 persen tahun ke tahun (yoy). Sementara jumlah jaringan kantor mencapai lebih dari 2.574 kantor atau tumbuh 25,3 persen dari tahun ke tahun (yoy).
Selain itu, Bank Indonesia mendorong pembiayaan perbankan syariah kepada sektor ekonomi produktif dan masyarakat yang lebih luas. Tak hanya itu, penting pula untuk mengembangkan produk yang lebih memenuhi kebutuhan masyarakat dan sektor produktif. Harus ada pula transisi pengawasan yang tetap menjaga kesinambungan pengembangan perbankan syariah serta revitalisasi peningkatan sinergi dengan bank induk. "Di samping itu meningkatkan edukasi dan komunitas tentan perbankan syariah," katanya.