Kamis 13 Dec 2012 15:49 WIB

PGN Kaji Pemisahan Peran Ganda Bisnis Gas

Rep: Sefti Oktarianisa/ Red: Fitria Andayani
PGN
PGN

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - PT Perusahaan Gas Negara (PGN) mengaku tengah mengkaji proses pemisahan peran ganda BUMN itu dalam bisnis gas bumi. PGN mengaku tengah membahas kemungkinan untuk memisahkan fungsi perseroan yang selama ini bertindak sebagai penjual gas sekaligus pengangkut gas.

Menurut Wakil Presiden Korporat Komunikasi PGN, Ridha Ababil, memang reposisi ini bisa membuka akses pengangkutan gas. Namun, ditekankannya, ada sejumlah pertimbangan yang harus dipikirkan perseroan secara matang. Contohnya alur distribusi gas. "Hal ini bisa memperpanjang rantai yang tadinya hanya produsen ke PGN lalu langsung ke konsumen. Menjadi produsen, lalu ke pengangkut gas, lalu penjual gas, dan baru konsumen," jelasnya, Kamis (13/12).

Ini juga bisa mempengaruhi harga. "Misalnya sekarang harga gas PGN untuk Jawa Barat sekitar 5 dolar AS per juta kubik (MMBTU). Kalau transportasi dipisah, berarti ada harga baru yang PGN jual ke konsumen," ujarnya lagi. Selain itu, pemisahan peran PGN juga harus  melihat sejumlah kontrak yang masih mengikat BUMN itu dengan konsumen. Tak mungkin kontrak dibatalkan karena persoalan ini. 

Karenanya sejumlah persoalan, kata Ridha, harus ditentukan kejelasannya terlebih dahulu. Apalagi perusahaan itu merupakan perusahaan terbuka yang harus melihat sisi efisiensi ketika mengambil langkah bisnis tertentu. 

Pemisahan peran ganda bisnis PGN ini seharusnya sudah dilakukan sejak 2011 lalu, berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 19 tahun 2009 tentang kegiatan usaha gas bumi melalui pipa. Namun hingga kini belum juga dilakukan PGN. Oleh karena itu, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) meminta PGN memisahkan fungsi ganda ini sebelum akhir 2013.

Di kuartal ketiga 2012 ini, PGN  mencatat pendapatan sebesar 1,83 miliar dolar AS (sekitar Rp 17,6 triliun) atau meningkat dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya 1,63 miliar dolar AS (Rp 15,7 triliun). Sementara laba bersih PGN mengalami pertumbuhan sekitar 16,2 persen dari 534 juta dolar AS (Rp 5,2 triliun) menjadi 621 juta dolar AS (Rp 5,9 triliun). 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement