Selasa 27 Nov 2012 21:25 WIB

Inggris Percaya Diri Bisnis di Indonesia

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Djibril Muhammad
Kepala BKPM, M Chatib Basri
Kepala BKPM, M Chatib Basri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - British Chamber of Commerce (Britcham) in Indonesia optimis penyelenggaraan bisnis di Indonesia pada 2013 mendatang. Chairman of Britcham, Haslam Preeston mengatakan survei yang dilakukan Business Confidence Indeks (BCI) terhadap 100 responden mengungkapkan, sebanyak 83 persen masih yakin prospek bisnis di Indonesia masih menjanjikan. 

Survei ini melibatkan pandangan eksekutif senior perusahaan Inggris dan perusahaan Inggris yang berbasis bahasa Indoneisa. Namun, kemudahan dalam berbisnis mendapatkan presentase lebih rendah yaitu 65 persen. 

Perbedaan ini, kata Preeston, menunjukkan kontradiksi dalam lingkungan bisnis di Indonesia. BCI mengungkapkan sektor bisnis yang paling bertpotensi untuk berkembang antara lain sektor ritel, infrastruktur, hotel dan pariwisata serta jasa. 

"Berbagai macam tantangan yang signifikan tetap ada, termasuk ketidakpastian regulasi, birokrasi yang kurang efisien, lambatnya pengembangan infrastruktur dan masalah tenaga kerja," ujar dia, Selasa (27/11).

Untuk menciptakan bisnis yang lebih kondusif, kata dia, Indonesia harus menyederhanakan layanan pemerintah. Selain itu Indonesia diminta lebih banyak berkonsultasi dan melakukan diskusi dengan sektor usaha lokal dan internasional sebelum mengenalkan peraturan baru. 

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), M Chatib Basri menyambut baik hasil survei BCI. Ia melihat Indonesia masih menjadi salah satu tujuan investasi. Meskipun berdasarkan survei kemudahan dalam berbisnis tidak setinggi optimisme prospek bisnis, namun tidak menghalangi investor untuk masuk. 

"Artinya memang ada problem. Tapi problemnya itu bukan problem yang mencegah mereka untuk datang dan tidak melakukan investasi di sini," ujar Chatib. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement