Senin 19 Nov 2012 07:43 WIB

Rupiah Diprediksi Menguat

Rep: Nuraini/ Red: M Irwan Ariefyanto
Rupiah (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Rupiah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Nilai tukar rupiah diprediksi terus menguat memasuki awal tahun 2013. Hal itu sejalan dengan perbaikan dalam indikator perekonomian Indonesia.

Direktur Eksekutif Riset dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, surplus neraca pembayaran Indonesia (NPI) akan meningkat hingga 1,5 miliar dolar AS pada kuartal IV 2012. Pada kuartal III 2012, surplus NPI telah mencapai 834 juta dolar AS. “Dengan adanya kecenderungan NPI surplus pada kuartal IV, tekanan nilai tukar rupiah jauh berkurang," ujarnya di Jakarta.

Surplus NPI diprediksi terus berlanjut tahun depan. Kabar baik ini juga didorong oleh penguatan investasi asing. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan mencapai 6,5 persen pada 2013 akan menarik lebih banyak investor asing. Menurut Perry, pertumbuhan ekonomi 6,5 persen dan laba perusahaan sebesar 20 persen akan lebih banyak menarik investasi tahun depan.

Investasi modal asing hingga akhir 2012 diprediksi mencapai 19 miliar dolar AS. Pasokan dolar ke Indonesia dari modal asing ini akan ditambah dengan kebijakan Amerika Serikat (AS) terkait pelonggaran kuantitatif atau quantitative easing ketiga (QE3). Berlebihnya pasokan dolar AS ini kemudian akan memperkuat nilai tukar rupiah tahun depan.

Nilai tukar rupiah 2013 pun akan lebih baik dibandingkan kondisi pada kuartal II sampai kuartal III tahun ini. Bank sentral mencatat depresiasi rupiah pada kuartal II sebesar 2,65 persen dari kuartal I ke level Rp 9.393 per dolar AS. Pada periode itu, rupiah rata-rata melemah 2,27 persen menjadi Rp 9.277 per dolar AS.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement