Rabu 14 Nov 2012 20:21 WIB

Tujuh Bank Biayai Pembangunan Pabrik Pusri Rp 7,4 Triliun

Rep: Nur Aini/ Red: Chairul Akhmad
Produksi pupuk urea di PT Pusri.
Foto: Republika/Maspril Aries
Produksi pupuk urea di PT Pusri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Tujuh bank bekerjasama dalam kredit sindikasi untuk membiayai pembangunan pabrik baru  PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri).

Kredit sindikasi yang disalurkan ke Pusri tersebut sebesar Rp 7,4 triliun.

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) bertindak sebagai Kreditur dan Bank Koordinasi untuk pembiayaan tersebut. Jangka waktu pinjaman selama 10 tahun dan grace period 3 tahun.

Tujuh bank yang berpartisipasi dalam sindikasi tersebut yakni Bank BCA, Bank Mandiri, Bank BRI, Bank BNI, Bank Jabar Banten, Bank Sumsel Babel, dan Bank UOB Indonesia.

Dalam pembiayaan ini, BCA berpartisipasi sebesar Rp 2,6 Triliun. Sedangkan perbankan lain yang terlibat dalam pembiayaan ini dengan porsinya masing-masing adalah Bank BRI sebesar Rp 1,7 triliun, Bank BNI Rp 1,3 triliun, Bank Mandiri Rp 1 triliun, Bank Jabar Banten Rp 400 miliar, Bank Sumsel Babel Rp 200 miliar, dan Bank UOB Rp 200 miliar.

Direktur Utama Pusri, Musthofa, mengatakan perseroan telah menganggarkan program pembangunan pabrik Pusri IIB, pembangunan Steam Turbine Generator dan Boliler Batu Bara atau Proyek STG.

Proyek tersebut merupakan program revitalisasi untuk meningkatkan efisiensi pemakaian gas dan menurunkan biaya produksi pupuk. "Program revitalisasi ini merupakan tahap pertama. Pada 2015 mendatang akan ada program revitalisasi tahap dua," ujarnya di Jakarta, Rabu (14/11).

Pabrik Pupuk II B  akan menggantikan Pabrik PUSRI II yang memiliki kapasitas urea 907,5 ribu ton per tahun dan amoniak 660 ribu ton per tahun. Kapasitas tersebut lebih besar dibandingkan kapasitas PUSRI II yaitu urea 552 ribu ton per tahun dan amoniak 261 ribu ton per tahun. Pabrik Pusri II sendiri telah berumur 38 tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement