Selasa 06 Nov 2012 14:04 WIB

Hatta tak Senang Kinerja Belanja Pemerintah

Rep: Achmad Syalaby Ihsan/ Red: Fernan Rahadi
Menko Perekonomian Hatta Rajasa.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Menko Perekonomian Hatta Rajasa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  --  Menko Perekonomian, Hatta Rajasa, mengungkapkan keluh-kesahnya atas terjadinya perlambatan ekonomi pada triwulan 3 tahun 2012. Pertumbuhan ekonomi yang berkisar 6,17 persen (lebih kecil dari triwulan 2 yang sekitar 6,4 persen), antara lain diakibatkan oleh kinerja belanja pemerintah yang tidak maksimal.

"Saya sendiri tidak happy dari kinerja belanja pemerintah. Seharusnya tidak terjadi kontraksi seperti itu," ujar Hatta sebelum rapat koordinasi di kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Rabu (6/11).

Seharusnya, tutur Hatta, pertumbuhan ekonomi bisa digenjot hingga ke angka 6,3 persen pada kuartal tiga jika belanja modal pemerintah masih terus positif.

Meskipun demikian pertumbuhan ekonomi masih dapat tertolong berkat adanya pertumbuhan dari konsumsi dan pembentukan modal tetap bruto atau investasi. "Kita bersyukur konsumsi kita masih tetap kuat dari PMTB kita. Investasi alhamdulillah masih double digit,"jelasnya.

Hatta menjelaskan terdapat empat persoalan besar yang harus dipecahkan terkait dengan belanja. Pertama, perencanaan yang terkadang kurang matang. Menurutnya, pemerintah tidak perlu ragu jika harus merubah struktur anggaran jika memang perencanaannya tidak memungkinkan.

Kedua, proses tender yang bertele-tele. Ketiga, masalah pembayaran dan terakhir,ketepatan sasaran dari pembangunan yang berkualitas.

BPS menyatakan Pertumbuhan PDB dilihat dari sektor pengeluaran pada triwulan 3 tahun 2012 ditopang oleh  kenaikan PMTB sebesar 10,02 persen dan komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 5,68 persen.

Sementara itu komponen lainnya mengalami penurunan yakni komponen pengeluaran konsumsi pemerintah turun sebesar 3,22 persen, komponen ekspor barang dan jasa turun sebesar 2,78 persen, dan komponen impor barang dan jasa turun 0,54 persen.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement