REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR--Sebanyak 600 pilot dari Malaysia yang telah disaring oleh Malindo Airways mempunyai peluang untuk diserap oleh anak perusahaan Lion Group, perusahaan penerbangan Indonesia.
Dari jumlah tersebut, 100 orang akan ditarik secara bertahap sebagai kopilot oleh maskapai kerja sama Malaysia dan Indonesia itu, sedangkan selebihnya akan disalurkan ke Lion Air, Batik Air, Wings Air, dan Lion Bizjet, kata CEO Malindo Airways R Chandran seperti dikutip Berita Harian, Sabtu (3/11).
Meski demikian, para pilot pemegang izin pilot komersial (CPL) itu tetap harus memenuhi syarat yang ditetapkan termasuk lulus ujian tertulis, psiko-metrik, dan ujian simulasi.
Chandran mengatakan, Lion Group memerlukan setidaknya 1.000 pilot untuk pengoperasian pesawatnya selama lima tahun. Lion Group yang menguasai 55 persen pangsa pasar di Indonesia dengan 30 juta penumpang tiap tahun memesan 473 pesawat untuk operasi lima anak perusahaannya termasuk Malindo Airways.
"Untuk pesawat Boeing 737-900ER saja, Lion Group memesan 408 pesawat, yang 100 di antaranya untuk Malindo Airways dan 100 lagi untuk Batik Air dan selebihnya untuk Lion Air yang telah memiliki 75 pesawat Boeing," katanya.
"Boleh dikatakan, mereka (pilot) yang disaring itu mempunyai peluang tinggi diserap ke dalam Lion Group sesuai syarat yang ditetapkan. Mereka semua akan dilatih di Indonesia," katanya.
Malindo Airways diluncurkan pada pertengahan September oleh Perdana Menteri Datuk Seri Najib Razak. Sebanyak 51 persen sahamnya dimiliki oleh National Aerospace and Defence Industries (NADI) dari Malaysia, dan selebihnya dipegang oleh Lion Group dari Indonesia.
Sebelumnya dilaporkan, sekitar 1.000 pilot Malaysia menganggur sejak beberapa tahun lalu karena terbatasnya peluang kerja di dalam negeri. Sebagian besar pilot itu harus menanggung hutang yang menumpuk hingga 200 ribu ringgit dan terpaksa bekerja sampingan untuk memenuhi kebutuhan hidup