REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertamina mengaku tertarik membeli stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) milik Petronas. Sebelumnya akibat beban biaya yang tak sebanding dengan pendapatan, Petronas menutup 15 dari total 19 SPBU milik perusahaan asal Malaysia itu.
"Kalau memang dijual dan lokasi bagus, lalu cocok dengan rencana pengembangan jaringan kita berminat," kata Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Hanung Budya Yuktyanta, kepada Republika, Kamis (25/10).
Meskipun demikian, ia menuturkan hingga kini belum ada tawaran yang muncul. Tapi ditegaskannya bilapun ada, pihaknya akan memikirkan hal ini dengan sungguh-sungguh. "Yang pasti kalau kita membeli SPBU yang sudah jadi, biaya akan lebih bisa ditekan. Kita akan terbebas dari persoalan perizinan. Jadi lebih simpel," katanya.
Sebelumnya Pertamina diminta untuk mengakuisisi stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) milik Petronas. Sakitnya usaha hilir Petronas yang ditandai dengan penutupan sejumlah SPBU dinilai sebagai momen baik untuk Pertamina guna melakukan ekspansi.
"Ini kesempatan untuk diambil," kata Direktur Eksekutif Institute Resources Studies (IRESS) Marwan Batubara. "Pasti kalau dilelang Petronas harganya akan murah,".
Ia menilai akuisisi bisa saja menguntungkan Pertamina karena tak perlu membangun investasi dari nol. "Lagipula, tempat yang sudah dipilih Petronas juga tidak sembarangan. Mereka sudah survei," katanya.
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), hingga saat ini hanya terdapat empat SPBU Petronas yang beroperasi. Empat SPBU itu berada di Jakarta dan Medan, Sumatera Utara.