REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL -- Tingkat utang nasional Eropa terus menumpuk, jauh di atas batas Uni Eropa. Jumlah itu terus meningkat karena krisis utang zona euro mengurangi pendapatan pemerintah.
Seperti dinukil dari AFP, Rabu (24/10), Badan statistik Uni Eropa Eurostat mengatakan akumulasi total utang nasional di 17 negara zona euro meningkat menjadi 90 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal kedua, naik dari 88,2 persen dalam tiga bulan pertama tahun ini.
Di keseluruhan 27 negara anggota Uni Eropa, tingkat utang naik menjadi 84,9 persen dari 83,5 persen. Uni Eropa menetapkan batas 60 persen pada total utang dan 3,0 persen pada defisit publik tahunan, namun di banyak negara batas tersebut berada di bawah tekanan selama bertahun-tahun dan krisis utang zona euro membuatnya lebih buruk.
Kebijakan penghematan yang dilakukan untuk mengatasi krisis telah memangkas pengeluaran pemerintah. Tetapi langkah itu juga telah melemahkan pertumbuhan secara tajam, karena penerimaan pajak jatuh bersama-sama.
Utang pada tingkat mendekati seratus persen secara luas dipandang sebagai tidak berkelanjutan untuk jangka panjang. Namun beberapa negara seperti Jepang telah hidup dengan tingkat utang jauh lebih tinggi dari itu selama bertahun-tahun.
Negara-negara pengutang terbesar pada akhir kuartal kedua adalah Yunani dengan rasio utang terhadap PDB sebesar 150,3 persen dan Italia 126,1 persen, diikuti oleh Portugal 117,5 persen dan Irlandia 111,5 persen.
Sementara negara-negara dengan beban utang terendah menurut Eurostat adalah Estonia dengan rasio utang sebesar 7,3 persen, Bulgaria 16,5 persen dan Luksemburg 20,9 persen.