Kamis 11 Oct 2012 10:30 WIB

Jamsostek Bakal Serap 'Rights Issue' BTN

Rep: Sefti Oktarianisa/ Red: Djibril Muhammad
Direktur Utama Jamsostek Elvyn G Masassya
Direktur Utama Jamsostek Elvyn G Masassya

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- PT Jamsostek (Persero) akan menyerap rights issue (penerbitan saham baru) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Direktur Utama Jamsostek Elvyn G Masassya mengaku bakal menyerap saham BTN sesuai hak mereka hingga 100 persen.

"Seluruhnya kita ambil," ujarnya menjawab Republika saat ditemui Kamis (11/10) pagi. "Kami putuskan bakal exercise," katanya lagi.

Selain BTN, ia juga menuturkan pihaknya tengah membidik empat perusahaan lain. Perusahaan itu berasal dari kalangan BUMN dan swasta. "Kami tak boleh sebutkan nama perusahaannya karena masih proses," tegasnya. Pastinya, hingga akhir tahun pihaknya masih memiliki sedikitnya Rp 2,5 triliun untuk alokasi ini.

Sebelumnya Komisi XI DPR RI menyetujui proses penerbitan rights issue BTN. BTN akan menambah saham menjadi menjadi 14,29 persen, dari semula 11,91 persen atau sekitar 1,5 miliar saham.

Jika ini dilakukan, maka kepemilikan saham pemerintah akan berkurang menjadi 60 persen (6,3 miliar lembar saham) dari posisi saat ini sebanyak 71,86 persen. Sedangkan saham publik akan bertambah menjadi 40 persen (4,236 miliar lembar saham). Kini saham publik masih sekitar 28,1 persen.

Dengan ini diharapkan BTN akan mampu memperoleh dana segar hingga 2,4 juta triliun, dengan asumsi harga Rp 1.620 per saham. "Dana rights issue akan digunakan untuk menggenjot bisnis kredit perumahan," kata Direktur Utama BTN Iqbal Latanro.

Rights issue diharapkan tuntas pada minggu ketiga Oktober 2012. Penjamin pelaksana emisi antara lain PT Bahana Securities, PT Danareksa 'Sekuritas, dan PT Mandiri Sekuritas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement