REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- International Monetary Fund (IMF) kembali menurunkan angka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada akhir tahun. Jika pada kuartal 2 lalu IMF merevisi pertumbuhan pada akhir tahun menjadi 6,1 persen, maka IMF kembali merevisi pertumbuhan menjadi 6,0 persen.
Senior Resident Representative IMF untuk Indonesia, Benedict Bingham, mengungkapkan perlambatan ekonomi global masih menjadi penyebab penurunan tersebut. "Ya. Kami telah merevisi prediksi pertumbuhan ekonomi dari 6,1 persen menjadi 6,0 persen,"ungkap Benedict saat berkunjung ke kantor Republika, Rabu (10/10).
Benedict mengungkapkan resesi yang terjadi di Eropa dan Amerika Serikat belum menemukan solusi. Sedangkan di sisi lain pertumbuhan ekonomi Cina terus melambat. Oleh karena itu, negara mana pun, termasuk Indonesia, pasti terkena dampak krisis global tersebut.
IMF sebelumnya telah memangkas prediksi pertumbuhan global seiring memburuknya krisis utang di kawasan Eropa. IMF juga mengingatkan kemungkinan risiko perlambatan ekonomi global, kecuali pemerintah AS dan Eropa mengambil kebijakan sesegera mungkin dalam mengatasi ancaman pada perekonomian mereka.