REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Rudi Rubiandini, menjelaskan konsumsi energi warga Jakarta bakal beralih ke pertamax jika proposal pemerintah untuk penambahan jumlah kuota premium ditolak parlemen.
Menurutnya, habisnya kuota premium DKI Jakarta pada September ini memang harus diselesaikan dengan penambahan kuota. "Sederhananya paling gampang orang-orang Jakarta pakai pertamax. Tapi apa kita tega," ungkap Rudi usai penutupan pekan olah raga dan seni (porseni) di kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jakarta, Ahad (16/9).
Meski demikian, Rudi optimis dengan kebijakan para wakil rakyat di Senayan. Sebagai wakil rakyat, tuturnya, DPR berisi orang-orang yang pro rakyat. Untuk menghindari berulangnya hal yang sama, Rudi menjelaskan akan mengajukan kuota premium sebesar 46,01 juta kiloliter pada 2013.
Dengan tambahan, tutur Rudi, adanya faktor pengurang subsidi yang dijalankan pemerintah seperti perluasan program penghematan dari Jawa dan Bali ke daerah lain seperti Kalimantan dan efisiensi di sektor pertambangan dan perkebunan.
"Ditambah gerakan masyarakat yang pribadi ini lagi digerakkan jangan kemudian jor-joran seperti sekarang," ujarnya.
Sebenarnya, tutur Rudi, hal yang ideal adalah adanya penyesuaian harga premium pada tahun anggaran 2013. Jika harga premium dinaikkan hingga Rp 6000, tuturnya, masih bisa dijangkau dengan daya beli masyarakat. Termasuk, ujarnya, jika dilihat dari dampak inflasi yang diduga sebesar 0,3 persen jika harga premium dinaikkan. "Semua pihak kira-kira happy dengan angka itu," ungkapnya.