REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Guna mengantisipasi kelangkaan bahan bakar minyak (BBM), pemerintah Indonesia melakukan beberapa langkah antisipasi. Menurut Wakil Menteri ESDM, Rubi Rubuandini Suharsyah, pemerintah akan mengalihkan dana subsidi solar dan kerosin untuk premium.
"Strategi pengalihan dana subsidi solar dan kerosin itu dapat mempercepat pengajuan penambahan kuota BBM subsidi. Saat ini, pengajuan dalam masa proses pengesahan DPR," kata Rubi usai mengisi acara Seminar Geology Student Competition 2012 di Museum Geologi Bandung, Jumat (14/9).
Menurut Rubi, kuota BBM subsidi pada 2012 sebanyak 45,7 juta kiloliter. Kisaran angka itu melebihi kuota 2011 (41,7 kiloliter). "Peningkatan kuota itu karena terjadi pertumbuhan perekonomian, termasuk industri dan kendaraan bermotor. Untuk mobil, pertumbuhannya sektiar satu juta unit. Sementara sepeda motor, kira-kira tujuh juta unit," paparnya.
Namun kenyataannya, kuota BBM subsidi 2012 yang tercantum dalam APBN 2012 jatah volumenya lebih kecil yaitu 40 juta kiloliter. Pasalnya, ada asumsi bahwa tahun ini harga BBM bersubsidi naik, meski faktanya meleset. Sehingga, seolah-olah terjadi kekurangan kuota BBM. "Padahal, volume pengajuan penambahan kuota BBM subsidi sekitar 4 juta KL," sambung Ruby.
DKI Jakarta, katanya, konsumsi BBM menjadi fokus utama."Cepat habisnya alokasi premium di Jakarta karena tidak sedikit konsumen pertamax yang kini mengonsumsi premium," ucapnya. Rudi mengungkapkan, berdasarkan usul Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), sepanjang ruas tol bakal ditiadakan penjualan premium.
"Pelarangan bagi para pemilik rumah mewah untuk memakai premium, termasuk pembatasan pembelian mencapai 10 liter per hari,"jelasnya. Namun demikian, belum ada pembahasan mengenai usul BPH Migas tersebut.