REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) menargetkan renegosiasi kontrak Blok SK305 di Serawak Malaysia bisa kelar akhir 2012 ini. Sebelumnya Pertamina melalui anak usahanya PT Pertamina Hulu Energi (PHE) yang bermitra dengan Petrolium Vietnam EP (PVEP) dan Petronas Caligari, meminta kontrak ulang pengelolaan blok minyak menjadi blok gas.
Menurut Vice President Corporate Communication Ali Mundakir, pembahasan antara Pertamina dengan Petrolium Unit Malaysia (pemerintah Malaysia) hampir selesai. "Sudah ada titik terang mengenai hal ini," katanya menjawab Republika saat ditemui Jumat (14/9).
Meski demikian, persoalan harga gas masih menjadi ganjalan bagi Pertamina. Untuk konsumsi domestik, Malaysia meminta harga gas yang dihasilkan berada di bawah 1 dollar AS per juta Britisht termal unit (million metric British thermal unit atau MMBTU).
Harga gas dari blok hanya dihargai 0,63 dolar AS per juta british thermal unit. Sementara harga gas di pasar Malaysia sudah mencapai 6 dolar AS per juta british thermal unit. "Kita sih maunya sekitar 4 atau 5 dollar AS per MMBTU," tegasnya lagi. Ia menuturkan harga ini dipatok dengan dasar nilai keekonomian.
Sementara menurut Direktur utama PHE Salis S Aprilian, negosiasi diharapkan bisa kelar akhir September ini. Sama dengan Ali, persoalan harga memang menjadi kendala yang saat ini masih terus dibicarakan. "Kita inginnya 5 dollar AS per MMBTU tapi mereka ingin 3,8 dolar AS per MMBTU," jelasnya.
Saat ini produksi migas di Blok SK305 berada pada rata-rata 1.500 barrel per hari (barell oil per day atau BOPD). Sedangkan produksi gas sekitar 20 MMSCFD.
Akibat produksi gas yang lebih banyak Pertamina meminta PHE merubah kontrak. "Jika harga gas 5 dolar AS, kita yakin bisa optimalkan produksi gas hingga 200 juta kaki kubik per hari (million metric standard cubic feed per day atau MMSCFD)," jelasnya.
PHE memiliki saham 30 persen dalam Blok SK305. Meski demikian, PHE bukan yang bertugas untuk mengoperatori gas tersebut. Perusahaan migas Malaysia Petronas Caligari menjadi operator Blok ini.