Ahad 09 Sep 2012 10:41 WIB

Bank Syariah IPO? Tunggu Dulu...

Rep: Friska Yolandha/ Red: Heri Ruslan
Pekerja Bank Syariah (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan
Pekerja Bank Syariah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia mengharapkan perbankan syariah mengurungkan niatnya untuk melakukan penawaran saham umum perdana. Dua bank syariah terbesar di Indonesia berencana untuk menggelar initial public offering (IPO).

Direktur Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia, Edy Setiadi, mengatakan lebih baik perbankan syariah mencatatkan saham mereka di bursa setelah masyarakat mengenal bank syariah dan kinerjanya. Saat ini bukan waktu yang tepat untuk IPO karena terdapat beberapa kendala. "Salah satunya masalah dana haji," ungkap Edy, akhir pekan lalu. Dikhawatirkan bila kendala ini tidak selesai akan berdampak pada harga saham syariah di bursa.

Sejauh ini ada dua bank syariah yang menyatakan minatnya menggelar IPO, yaitu Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Muamalat. Dengan kinerja baik yang dirasakan beberapa waktu belakangan keduanya membutuhkan lebih banyak modal untuk melebarkan sayapnya.

Edy berpendapat akan lebih baik bank syariah menambah asupan modal dari bank konvensional sebagai induk. Mereka dinilai memiliki rasio kecukupan modal yang baik sehingga bisa ikut mengembankan anak usaha syariahnya.

Bagi perbankan syariah IPO merupakan salah satu upaya strategis untuk mengembangkan usaha. Dengan pangsa pasar yang masih kecil, masih banyak hal yang bisa digarap oleh bank syariah. Besarnya potensi ini membuat bank syariah membutuhkan lebih banyak modal.

Menanggapi hal ini, Direktur Utama Bank Syariah Mandiri, Yuslam Fauzi, mengatakan tidak ada salahnya bagi bank syariah untuk IPO apabila pertumbuhannya sangat cepat. Hal ini akan membutuhkan modal yang sangat besar. "Go public itu seperti anak perawan yang tidak bagus kalau dikawinkan terlalu dini, tapi kalau terlalu lama juga tidak baik," ungkap Yuslam.

Hal serupa juga terjadi pada IPO, lanjutnya. Jangan sampai ketika bank syariah tersebut sudah matang kemudian masih terus dikurung. Ini akan berakibat pada perkembangan bank tersebut.

Yuslam yang juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) ini mengakui sekarang BSM tengah mencari waktu yang tepat untuk IPO. Masing-masing bank memiliki waktu yang berbeda. Yang jelas, kata dia, kalau sudah matang (bank syariah) harus dilepas pelan-pelan.

Bagi perbankan ada beberapa strategi dalam melakukan IPO. Salah satunya adalah dengan melakukan strategic partnership, yaitu mendapatkan partner yang bisa memberikan nilai tambah besar terhadap bank sebelum melepas saham di bursa.

Ketika ditanya apakah BSM akan melakukan strategi tersebut, Yuslam mengatakan hal ini masih dikaji. Ia juga belum ingin mengungkapkan kapan BSM akan melempar saham ke bursa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement