REPUBLIKA.CO.ID,SINGAPURA--Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan peningkatan konsumsi domestik dengan menjaga daya beli masyarakat harus terus diupayakan karena sektor ekspor yang terus mengalami pelemahan tidak lagi dapat diandalkan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi pada kisaran enam persen.
"Inflasi harus kita kendalikan agar daya beli masyarakat tetap tinggi. Daya beli tinggi artinya pasar domestik tidak terganggu," ujarnya saat ditemui dalam forum bisnis Indonesia Singapura di Singapura, Selasa malam.
Hatta mengakui konsumsi domestik merupakan kunci utama dalam mempertahankan angka pertumbuhan ekonomi, karena mesin-mesin produksi yang tadinya terpakai untuk ekspor dapat terserap untuk rumah tangga dalam negeri dan bergerak secara produktif.
"Itu berarti industrinya tidak mengalami penutupan atau PHK ketika ekspor kita mengalami pelemahan," ujarnya.
Selain itu dalam mengantisipasi pelemahan ekspor yang berpengaruh kepada pertumbuhan, Hatta meminta adanya pengendalian impor bahan baku bagi investor baru dalam industri manufaktur agar defisit neraca perdagangan tidak semakin melebar seperti yang terjadi dalam tiga bulan terakhir.
"Jangan sampai investasi yang masuk ke Indonesia nanti, justru meningkatkan impor bahan baku. Pilihlah manufaktur yang membangun di Indonesia, menggunakan bahan baku dalam negeri," ujarnya.
Pemerintah dalam menjaga angka pertumbuhan dan mendorong konsumsi serta mempertahankan ekspor juga telah berupaya mencari diversifikasi pasar ekspor baru serta menghilangkan hambatan perdagangan dalam negeri dengan membangun infrastruktur.
"Tentunya hambatan perdagangan dalam negeri harus kita hilangkan, terutama perdagangan antarpulau dan sebagainya. Kemudian, mencari pasar baru sudah kita lakukan, tetapi yang paling penting juga ketika ekspor turun, impor dikendalikan," kata Hatta.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi triwulan II pada 2012 mencapai 6,4 persen secara tahunan (year on year) sehingga secara kumulatif pertumbuhan pada semester I dibandingkan dengan semester yang sama pada tahun sebelumnya tumbuh 6,3 persen.
Struktur PDB pengeluaran triwulan II juga masih didominasi oleh komponen pengeluaran rumah tangga sebesar 53,5 persen serta pembentukan modal tetap bruto (PMTB) 32,9 persen, pengeluaran konsumsi pemerintah 9 persen serta ekspor sebesar 24,3 persen dan impor 26,6 persen.
Sementara itu, tiga sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi secara triwulan adalah sektor perdagangan hotel dan restoran sebesar 5,2 persen, sektor listrik gas dan air bersih 4,4 persen dan sektor konstruksi 4,4 persen.