Kamis 02 Aug 2012 20:05 WIB

Importir Kedelai Diduga Permainkan Harga

Kedelai impor
Foto: antara
Kedelai impor

REPUBLIKA.CO.ID, KUTA -- Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menduga importir memainkan harga kedelai sehingga tingginya harga di pasaran bukan semata-mata disebabkan oleh kekeringan yang terjadi di Amerika Serikat. "Namun untuk membuktikan dugaan ini kami melakukan kajian di beberapa daerah dalam waktu seminggu," kata anggota KPPU, M Nawir Messi, di Kuta, Bali, Kamis malam.

Kajian yang dilakukan KPPU dalam sepekan ini dilakukan dengan melakukan pengawasan harga di basis-basis konsumen kedelai impor yang tersebar di Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, dan Bali.

"Kajian itu untuk mengetahui, apakah kenaikan harga kedelai ini akibat praktik kartel atau bukan karena sampai pertengahan tahun ini impor kedelai dikuasai oleh dua perusahaan besar," katanya dalam sosialisasi mengenai persaingan usaha itu.

Beberapa informasi di lapangan yang didapat KPPU menyebutkan bahwa naiknya harga kedelai yang mencapai 15-20 persen itu bukan disebabkan oleh langkanya komoditas tersebut. Menurut dia, persediaan barang di basis-basis konsumen kedelai tersebut masih mencukupi kebutuhan, baik untuk perajin tahu dan tempe maupun rumah tangga.

"Kenaikan harga kedelai selama dua pekan terakhir ini kalau kami amati persis seperti kenaikan harga daging ayam pada saat menjelang Lebaran," kata Nawir.

KPPU menyebutkan bahwa impor kedelai dari AS dilakukan oleh lima perusahaan.  Dua perusahaan di antaranya, yakni PT Cargill Indonesia dan PT Gerbang Cahaya Utama memasok 60 persen kedelai impor.

Kebutuhan kedelai di Indonesia pada 2012 mencapai 2,2 juta ton atau lebih tinggi dibandingkan pada 2011 yang tercatat sebanyak 2,1 ton. Dari total kebutuhan tersebut, petani dalam negeri hanya mampu mencukupi 25-30 persen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement