Senin 23 Jul 2012 11:49 WIB

Melirik Peluang Pasar Halal

Rep: Friska Yolanda/ Red: Dewi Mardiani
Bank Syariah/Ilustrasi
Foto: ANTARA
Bank Syariah/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bisnis syariah tampaknya akan menjadi bisnis besar di masa depan. Pasalnya, jumlah penduduk muslim akan terus meningkat serta kebutuhan masyarakat dunia akan produk halal akan terus mengalami kenaikan seiring pertumbuhan penduduk.

Perusahaan konsultan Fleishman-Hillard mencatat, saat ini jumlah muslim dunia mencapai 1,8 miliar jiwa. Populasi ini akan meningkat menjadi 2,6 miliar jiwa yang merupakan 30 persen dari total populasi dunia. Yang menarik, 60 persen dari total penduduk ini adalah masyarakat muda dengan rentang usia 18 tahun ke bawah.

"Jumlah populasi ini merupakan peluang bisnis syariah yang sangat besar bagi perusahaan," ujar Associate Fellow Said Business School Oxford University, Paul Temporal, Senin (23/7).

Peluang ini tidak hanya dari sisi perbankan, tetapi juga produk makanan dan kosmetik. Secara total pasar syariah global mencapai 2,3 triliun dolar. Berdasarkan data yang dimiliki Fleishman-Hillard 61 persen dari total pasar syariah global adalah makanan halal. Nilainya dari total pasar syariah adala 650 miliar dolar. Jumlah ini, ujar Paul merepresentasikan 17 persen dari total industri makanan.

Namun, hingga saat ini potensi pasar syariah masih belum begitu banyak disentuh perusahaan, baik perusahaan makanan maupun perbankan. Padahal pertumbuhan industri syariah ini selalu mencapai dua digit, seperti pada 2011, yaitu meningkat 10-20 persen. "Minimnya daya saing antara bank syariah lokal dan internasional juga menjadi tantangan bagi perkembangan industri ini," lanjut Paul.

Jumlah penduduk muslim di 2050 yang diproyeksikan berjumlah sekitar 2,6 miliar jiwa akan menjadi peluang bagi bisnis syariah, termasuk perbankan. Ditambah lagi mereka kebanyakan adalah masyarakat muda yang teredukasi dan melek informasi. Akan mudah bagi perbankan syariah, kata dia, untuk mendorong pertumbuhan pangsa pasarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement