Senin 09 Jul 2012 23:13 WIB

BRIS Serahkan Sistem IT Zakat

Rep: Friska Yolandha/ Red: Heri Ruslan
BRI Syariah.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
BRI Syariah.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- PT Bank BRI Syariah menyerahkan aplikasi sistem informasi zakat nasional (SIZN) kepada Badan Amil Zakat (Baznas), Senin (9/7). Penyerahan sistem ini diharapkan dapat memudahkan pengelolaan zakat yang dilakukan oleh Baznas.

Direktur Mikro dan Operasional BRIS, Indra Praseno, mengungkapkan penyerahan sistem informasi ini merupakan salah satu bentuk corporate social responsibility (CSR).

"Sistem ini kami siapkan selama 10 bulan," ujar Indra, Senin (9/7).

Selama ini pengelolaan zakat dilakukan secara terpisah. Artinya Baznas baru mendapat laporan zakat dari daerah lain beberapa hari karena masalah IT. Diharapkan dengan adanya sistem SIZN ini Baznas dapat memperoleh informasi pengelolaan zakat di luar daerah dengan cepat dan akurat. Intinya adalah bagaimana pengelolaan zakat dapat dilakukan secara online dan terpusat.

Aplikasi sistem informasi zakat nasional ini dibuat dengan tujuan membangun sistem informasi pengelolaan yang terintegrasi baik secara internal maupun nasional antara Baznas pusat, ptovinsi, kabupaten dan kota. Keunggulan menggunakan SIZN ini adalah mudah diaplikasikan, menggunakan infrastruktur yang sederhana dan menghasilkan nomor pokok wajib zakat (NPWZ) yang terintegrasi secara nasional. SIZN juga membantu Baznas dalam membuat laporan pengelolaan zakat yang sesuai dengan pedoman standar akuntansi.

BRIS juga telah membantuk unit pengumpul zakat (UPZ)mitra Baznas dan menyalurkan zakar karyawan BRIsS ke Baznas. Setiap bulannya zakat yang diserahkan ke Baznas mencapai Rp 300-400 juta untuk disalurkan ke program-program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan Baznas.

direktur Pelaksana Baznas, Teten Kustiawan, mengungkapkan potensi zakat di Indonesia sangat besar. Tahun lalu zakat yang telah diterima Baznas melalui UPZ mencapai 1,7 triliun. Padahal potensinya diperkirakan mencapai Rp 217 triliun. "Ini hasil penelitian Baznas dengan Institut Pertanian Bogor dan Islamic Development Bank," kata dia.

Hal di atas disebabkan oleh tidak semua zakat tersalurkan melalui lembaga pengumpul zakat, ada yang langsung memberikan kepada penerima zakat.

Ia berharap dengan adanya sistem ini Baznas dapat menyajikan data secara akurat dan akuntabilitas yang lebih baik. Dengan adanya sistem ini kepercayaan pemberi zakat terhadap Baznas akan lebih baik lagi karena sistem yang telah mengatur dengan jelas ke mana dana zakat mereka disalurkan.

Akhir tahun ini Baznas menargetkan pengumpulan zakat Rp 2 triliun. Sekitar 60 persen dana ini diharapkan dapat terkumpul selama bulan Ramadhan. "Setiap tahun pengumpul tertinggi selalu di bulan Ramadhan," kata Teten.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement