REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengemukakan, sebanyak tujuh perusahaan akan melepas sahamnya ke publik atau "initial public offering" (IPO) Pada Juli 2012. "Ada sebanyak tujuh perusahaan akan IPO pada bulan ini, salah satunya MNC Sky Vision pada 9 Juli 2012. Proses IPO itu sudah dilakukan dari awal tahun," ujar Direktur Utama BEI Ito Warsito di Jakarta, Selasa (3/7).
Ia mengatakan, pada semester kedua tahun ini pihak Bursa optimis industri pasar modal semakin membaik meski dibayangi oleh sentimen negatif dari global. "Bursa masih optimis di semester kedua dan kondisi akan semakin membaik, Eropa akan semakin membaik karena solusi-solusi krisisnya semakin baik, jadi kondisi pasar modal didunia khususnya Indonesia akan kembali stabil," kata dia.
Ia memaparkan, tujuh perusahaan itu, PT Kobexindo Tractors, PT MNC Sky Vision, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur, PT Global Teleshop, PT Toba Bara Sejahtera, PT Asuransi Mitramaparya, dan PT Gading Development. Diperkirakan total nilai emisi tujuh IPO itu sebesar Rp4,7 triliun. Ito juga mengatakan, pasar modal Indonesia masih menjadi tempat menarik bagi investor asing dalam menempatkan dana-dananya dipicu dari ekonomi makro dan kinerja fundamental emiten Indonesia yang lebih baik dibandingkan negara lain.
"Hingga kemarin, sepanjang tahun ini beli bersih asing mencapai Rp2 triliun di pasar sekunder. Dengan begitu asing masih melihat Indonesia sebagai tempat menarik," ucap dia.
Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per Juni 2012, nilai kepemilikan saham domestik mencapai Rp921,36 triliun, dan asing senilai Rp1.295,04 triliun. Total nilai kepemilikan saham mencapai Rp2.216,35 triliun per Juni 2012.
Sementara, aset tercatat di C-Best (The Central Depository and Book Entry Settlement System) domestik mencapai Rp1,115.68 triliun dan asing sebesar Rp1,310.67 triliun. Dan, total sub akun di C-Best mencapai 365.602 pada Juni 2012, naik dibandingkan Juni 2011 sebanyak 344.325 sub akun.
C-BEST merupakan sistem yang dirancang untuk menggantikan sistem penyimpanan dan penyelesaian transaksi Efek yang dilakukan secara manual, dimana hanya dapat diakses oleh Pemegang Rekening KSEI.