Selasa 03 Jul 2012 08:39 WIB

DPR Kritik Niat Pemerintah Pinjami Dana ke IMF

Rep: asep nurzaman, stevie maradona/ Red: M Irwan Ariefyanto
Dana Moneter Internasional (IMF)
Foto: www.topnews.in
Dana Moneter Internasional (IMF)

JAKARTA -- Kesejahteraan belum meningkat, namun pemerintah punya rencana mengelontorkan dana kepada Dana Moneter Internasional (IMF). Anggota Komisi Keuangan Negara DPR, Maruarar Sirait, menilai, pemenuhan permintaan IMF bukan keputusan strategis bagi Indonesia. Ia mengatakan, harus diingat bahwa kemampuan fiskal pemerintah sangat terbatas dan cadangan devisa terus tergerus oleh gonjang-ganjing dolar AS yang menekan nilai tukar rupiah. "Bukan keputusan yang bijaksana dan strategis jika memenuhi permintaan IMF itu. Kalau pun ada dana, lebih bagus untuk kegiatan-kegiatan produktif di dalam negeri, seperti menyuntik kebutuhan modal usaha kecil menengah (UKM) dan industri yang menghasilkan banyak lapangan kerja," kata Maruarar.

Ia mengakui, dalam hubungan masyarakat internasional betul bahwa Indonesia punya utang sama IMF. "Tapi,kepentingan nasional harus di tempatkan di atas segalanya berdasarkan kebutuhan dan kemampuan Indonesia saat ini," katanya.

Lemahnya kondisi finansial Indonesia, lanjut Maruarar, terlihat dari kengototan pemerintah untuk menaikkan harga BBM. Belum lagi kewajiban negara untuk membayar tumpukan utang. "Jadi, kami tidak dalam posisi mendukung pemenuhan perminataan IMF," kata politikus PDI Perjuangan itu.

Penggunaan uang negara untuk membantu IMF pun, menurut Maruarar, harus dibicarakan dulu dengan DPR. Begitu juga bila akan menggunakan cadangan devisa, harus membahasnya dengan Bank Indonesia (BI). "Harus ada rapat bersama antara pemerintah dan DPR atau pemerintah dan BI," tandasnya

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengakui rencana meminjamkan Dana Moneter Internasional sebesar satu miliar dolar AS akan jadi polemik. Karena itu, kata Presiden, niatan ini akan ia bicarakan ke sejumlah pihak agar dampak politik dan psikologisnya bisa berjalan mulus.

Hal ini disampaikan Presiden dalam jumpa pers hasil KTT Rio+20, Jumat (22/6), seperti dikutip dari RRI. Saat itu, Presiden mengatakan, pemerintah akan membicarakan terlebih dulu rencana pinjaman itu ke pihak-pihak terkait agar tidak terjadi kesalahan persepsi. “IMF memerlukan tambahan dana 430 milyar dollar AS - nggak kebayang besarnya, untuk membantu negara-negara yang repot, bukan hanya Eropa tapi negara lain, kemudian minta anggotanya menambah lagi," kata Presiden.

Mengapa IMF mengutangi anggota-anggotanya dengan menjual surat berharga? Dalam rilis persnya, 19 Juni lalu, Lagarde mengatakan seluruh dana pinjaman negara-negara akan digunakan untuk pencegahan krisis di seluruh anggota IMF. Dana tersebut, yang kini sudah mencapai sekitar 357 miliar dolar AS dari target 430 miliar dolar AS, akan digunakan sebagai lini pertahanan kedua. Maksudnya, dana baru keluar setelah anggaran kuota IMF milik masing-masing negara, dan perjanjian bantuan baru, sudah digunakan di negara bersangkutan. "Kalau IMF menggunakan dana tersebut, kami akan membayarnya kembali plus bunga," kata Lagarde.

sumber : antara, rri
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement