REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produk aksesoris khas daerah banyak diburu pengunjung wanita sejak digelar Festival Pekan Raya Jakarta (PRJ) 14 Juni lalu hingga Kamis.
"Ratusan aksesoris, seperti kalung dan gelang sudah laris sejak hari pertama PRJ berlangsung. Semua pembelinya adalah perempuan," kata Limbong Kattu (45) pemilik salah satu sentra industri kerajinan aksesoris khas Toraja di PRJ, Jakarta, Kamis.
Limbong mengungkapkan omzet yang diperoleh dari penjualan aksesoris tersebut adalah sekitar Rp2 juta hingga Rp3 juta per hari.
"Itu kalau untuk hari biasa, Senin sampai Jumat. Kalau akhir pekan, Sabtu dan Minggu, omzet penjualan bisa mencapai Rp7 juta per hari," kata Limbong.
Limbong menuturkan bahwa harga yang ditawarkan untuk aksesoris kalung dan gelang bervariasi, mulai dari Rp5.000,00 hingga Rp40 ribu, tergantung dari jenis bahan yang digunakan, antara lain terdiri atas manik-manik, kayu, dan fiber.
Tidak jauh berbeda dengan Limbong, ada pula penjual aksesoris etnik yang mengalami nasib serupa.
"Semakin hari, semakin banyak perempuan-perempuan yang membeli aksesoris, seperti kalung, gelang, cincin, anting-anting, dan bros, di stan ini," kata Ribka Paja (53) salah satu pemilik sentra industri kerajinan aksesoris khas Kalimantan Timur di PRJ, Jakarta, Kamis.
Menurut Ribka, harga yang dibanderol untuk setiap jenis aksesoris berbeda-beda, tergantung dari bahan yang digunakan, antara lain kaca dan batu mulia, serta tingkat kesulitan pengerjaan.
"Mulai dari yang paling murah, yaitu bros seharga Rp10 ribu per tiga buah. Yang paling mahal adalah cincin batu seharga Rp150 ribu," ujar Ribka.
Limbong dan Ribka sama-sama tidak memasang target khusus dalam Festival PRJ tahun ini. Namun, keduanya berharap agar semua produk yang ditawarkannya akan laris terjual.